Jembatan gantung lainnya yang sudah mulai pekerjaan fisik adalah jembatan penghubung Desa Paloh - Gapong Meulum sepanjang 84 meter dengan anggaran senilai Rp 2,5 miliar.
Manfaat jembatan gantung ini akan langsung dirasakan masyarakat setempat sebagai akses penghubung antar desa serta menjadi jalan produksi pertanian warga sehingga berpotensi menggerakkan ekonomi lokal. Saat ini progres konstruksinya sudah 11,37%.
Baca Juga:
Belajar dari Aceh, Kemendagri Teliti Klaim 13 Pulau yang Dipersengketakan 2 Kabupaten di Jatim
Selanjutnya Jembatan Gantung Lubok Pusaka dibangun dengan anggaran sebesar Rp 3,2 miliar. Jembatan sepanjang 120 meter ini akan menghubungkan Desa Lubok Pusaka dan Sahraja yang berada di perbatasan antara Kabupaten Bireuen - Aceh Utara serta berdekatan dengan Aceh Timur.
Kehadiran jembatan akan langsung dirasakan masyarakat setempat, di mana anak-anak Desa Lubok Pusaka maupun Desa Sahraja yang hendak bersekolah harus menyeberang Sungai Arakundo dengan perahu. Progres konstruksi jembatan mencapai 2%.
Terakhir, Jembatan Gantung Banda Masen yang juga dibangun di Kabupaten Bireuen dengan anggaran APBN senilai Rp 2,7 miliar.
Baca Juga:
Duduk di Samping Putin, Prabowo Pamer Rekonsiliasi Epik dengan Eks Komandan GAM
Sesuai peruntukannya, jembatan yang memiliki panjang bentang 60 meter ini hanya boleh dilintasi oleh warga yang berjalan kaki ataupun menggunakan kendaraan bermotor roda dua.
Pembangunan konstruksi jembatan terus dipercepat guna mendukung akses masyarakat dalam menjalankan aktivitas pertanian, seperti mempermudah akses dari dan menuju areal pertanian, sehingga memaksimalkan produksi pertanian dan mengurangi biaya produksi. Saat ini progres konstruksi jembatan sudah 2%. [JP]