Kemudian paket pembangunan Jembatan Werianggi – Ambuni sepanjang 73,6 meter yang menghubungkan Kecamatan Windesi dengan Distrik Kuri Wamesa yang terdiri dari 5 pekerjaan, yakni pembangunan Jembatan Akram II sepanjang 12 meter, Jembatan Akram III sepanjang 16,6 meter, Jembatan Akram V sepanjang 15 meter, Jembatan Waro 1 sepanjang 15 meter, dan Jembatan Rival sepanjang 15 meter. Pembangunan jembatan ditargetkan mulai Juni 2022 dan selesai Desember 2022 dengan anggaran sebesar Rp 33,1 miliar.
Paket pembangunan Jembatan Log Cs sepanjang 82,4 meter senilai Rp 38,6 miliar yang terdiri dari 4 pekerjaan yakni pembangunan Jembatan Log 70 sepanjang 15,6 meter, Jembatan Log 75 sepanjang 20,6 meter, Jembatan Log 76 sepanjang 25,6 meter, dan Jembatan Log 77 sepanjang 20,6 meter. Pembangunan jembatan telah dimulai sejak 14 Februari 2022 sesuai kontrak dengan progres 30,87% dan ditargetkan selesai akhir 2022.
Baca Juga:
Pastikan Jalan Nasional dan Jembatan di Sulsel Siap Dilalui Selama Nataru, Kementerian PU: 96,45% Dalam Kondisi Mantap
Terakhir, paket pekerjaan Jembatan Mawin I Cs sepanjang 95 meter yang terdiri dari pembangunan Jembatan Mawin I sepanjang 50 meter, Jembatan Mawin XXVII B sepanjang 20 meter, dan Jembatan Log 23 sepanjang 25 meter. Pembangunan jembatan mulai dikerjakan pada Januari dengan progres konstruksi 20,77% dan ditargetkan selesai akhir 2022.
Gunadi mengatakan, selain jembatan, Kementerian PUPR juga terus melanjutkan pembangunan Jalan Trans Papua ruas Merauke – Sorong yang berada di Kabupaten Teluk Wondama seperti pembangunan Jalan Kampung Muri – Kwatisore sepanjang 8,5 km, Jalan Simpang Goro – Kampung Muri sepanjang 20,28 km, Jalan Mameh – Windesi sepanjang 9,3 km, dan Jalan Simpang Tiga Mameh – Windesi sepanjang 11 km.
“Tantangan dalam pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di Papua di antaranya kondisi cuaca dan alamnya yang masih berupa hutan dengan kondisi geografi cukup berat hampir pada semua segmen. Kendati demikian, terbukanya konektivitas di Pulau Papua terutama di daerah pegunungan akan membuka keterisolasian wilayah, menurunkan harga barang-barang, dan mengurangi kesenjangan wilayah,” tutup Gunadi. [JP]