"Bukan hanya untuk pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), namun juga untuk proses belajar mengajar sejak awal," kata Anang.
Menurut Anang, HBS juga dapat memberikan manfaat dalam melayani 3.700 titik Puskesmas, Rumah Sakit, dan layanan kesehatan lainnya. Sehingga, Kementerian Kesehatan dapat memiliki layanan internet cepat supaya database kesehatan masyarakat akan semakin lengkap, serta terintegrasi dengan pusat," jelasnya.
Baca Juga:
Bupati Tapteng Dorong Kolaborasi Media dan Swasta untuk Majukan Daerah
Layanan HBS juga dimanfaatkan TNI dan Polri untuk melayani 3.900 titik sehingga dengan layanan internet cepat, kebutuhan administrasi keamanan dapat diandalkan.
Kemudian, bagi Pemerintah Daerah, untuk mendukung 47.900 titik kantor desa dan kelurahan serta kecamatan di Indonesia yang akan terhubung secara online. Pelayanan pemerintah berbasis elektronik (e-government) bisa dilaksanakan dengan cepat dan efektif.
Bahkan, menurut Anang juga dapat membantu Kementerian Keuangan untuk mendukung percepatan digitalisasi penyaluran pembiayaan ultra mikro (UMi), guna mendorong percepatan realisasi keuangan inklusif di seluruh Indonesia.
Baca Juga:
Revolusi Pendidikan di Tapanuli Tengah: Komitmen Bupati Masinton Pasaribu
Dalam pelaksanaannya, Boeing ditunjuk sebagai perusahaan manufaktur untuk proyek HBS. Sedangkan, roket peluncurnya menggunakan Falcon 9 milik SpaceX, perusahaan Elon Musk. Untuk slot orbit menggunakan administrator Indonesia pada slot 113 derajat Bujur Timur.
Anang mengungkapkan konstruksi proyek satelit cadangan satelit Satria-1 ini direncanakan mulai dilakukan pada kuartal pertama tahun 2022 dan akan diluncurkan kuartal pertama tahun 2023. [JP]