WahanaInfrastruktur.com | BI FAST kini hadir di 42 bank dan 1 lembaga keuangan non bank yang menjadi peserta. Dengan BI FAST ini masyarakat bisa menikmati biaya transfer antar bank dengan biaya yang lebih murah.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan hal ini adalah digitalisasi sistem pembayaran. Di mana BI FAST ini akan menggantikan Sistem Kliring Nasional BI (SKNBI).
Baca Juga:
Bea Cukai Tindak 31.275 Perdagangan Ilegal di 2024, Menkeu: Potensi Kerugian Negara Rp3,9 Triliun
"BI FAST 24/7 nggak pernah tidur, realtime. Jadi kalau mau beli bisa langsung sampai. Jelas murah karena maksimum kena biaya Rp 2.500 per transaksi," kata Perry dalam sebuh webinar seperti dilansir detikcom, Jumat (11/2/2022).
Perry menjelaskan selain untuk masyarakat juga ada manfaat untuk industri pembiayaan, perbankan dan fintech. BI FAST ini transaksi bisa dilakukan lebih mudah dan industri keuangan bisa dengan cepat melayani masyarakat serta mendorong inklusi keuangan
Dia menyebutkan sejak diluncurkan sudah ada 43 peserta yang terdiri dari 42 bank dan 1 lembaga non bank di BI FAST.
Baca Juga:
Wamenkeu Suahasil: Sektor Keuangan Jadi Game Changer Pembangunan Indonesia
"Sebanyak 43 ini mewakili 81% dari pangsa sistem pembayaran ritel nasional. Tentu saja ini kita dorong dari industri perbankan yang akan ditambah terus. Peserta ke depan akan lebih banyak melayani masyarakat," ujar dia.
BI-FAST merupakan infrastruktur sistem pembayaran yang disediakan Bank Indonesia (BI) yang dapat diakses melalui aplikasi yang disediakan industri sistem pembayaran dalam memfasilitasi transaksi pembayaran ritel bagi masyarakat.
Pada gelombang 1 terdapat 21 bank yang terdaftar dalam BI-FAST, dan gelombang 2 ada 21 bank ditambah 1 lembaga nonbank. Dengan demikian jumlah peserta BI-FAST kini telah berjumlah 42 bank dan 1 lembaga nonbank.