WahanaNews.co | Kamis (20/1/2022), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, datang ke "Rapat Koordinasi dan Kick Off Pendampingan Desa Wisata". Pada kesempatan itu, Sandiaga meluncurkan program pendampingan desa wisata.
Pendampingan ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan kompetensi segala sumber daya yang ada di desa wisata tersebut agar menarik bagi wisatawan dan berkelanjutan.
Baca Juga:
Terminal Kalideres Cek Kelayakan Bus AKAP Menjelang Nataru
Sandiaga Uno mengatakan, desa wisata merupakan kekuatan untuk membangun Indonesia dan mendorong kebangkitan ekonomi melalui terbukanya lapangan kerja. "Saat pariwisata mengalami banyak tantangan di 2021, jumlah kunjungan ke desa wisata justru meningkat 30 persen," kata Sandiaga Uno dalam acara "Rapat Koordinasi dan Kick Off Pendampingan Desa Wisata" di Pullman Hotel, Jakarta, Kamis, 20 Januari 2022.
Sebab itu, menurut dia, desa wisata memiliki kekuatan dan momentum kebangkitan pemulihan ekonomi pascapandemi. Dalam mendampingi pengembangan desa wisata, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggandeng 20 perguruan tinggi dan 16 komunitas yang tersebar di berbagai daerah.
Berdasarkan hasil kunjungan ke 75 desa wisata sepanjang 2021, Sandiaga mengatakan, telah mendengar berbagai aspirasi warga desa wisata. Intinya, mereka membutuhkan pendamping untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, meningkatkan pengalaman dalam berwisata, dan membuka lini-lini promosi agar lebih populer.
Baca Juga:
Ketum TP PKK Pusat Survei Persiapan Operasi Katarak di RSUD Kalideres
Pada kesempatan itu, Sandiaga Uno mengingatkan agar pengelola desa wisata menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE atau Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability, yang terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wisnu Bawa Tarunajaya mengatakan, program pendampingan ini berlangsung mulai 1 - 28 Februari 2022. Para pendamping yang mewakili komunitas desa wisata akan tinggal selama dua minggu di desa wisata.
Selama itu pula, mereka memberikan pendampingan yang fokus pada pelatihan, supervisi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan. Program tersebut berjalan serentak di 87 desa wisata yang tersebar di 22 provinsi. Ada dua modul yang menjadi dasar pendampingan.