WahanaNews.co | Minggu (13/2/2022), 11 orang tewas saat melakukan ritual di Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Jember.
Sementara belasan lainnya berhasil diselamatkan dan beberapa di antaranya tidak ikut ritual. Berikut fakta-fakta ritual maut tewaskan 11 orang:
1. Gelar ritual menenangkan diri
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo mengatakan bahwa korban ini sedang menjalani ritual menenangkan diri.
"Tadi malam (dini hari) sekitar pukul 01.00 WIB ada wisatawan yang tergulung ombak dan tenggelam. Jadi mereka sedang melakukan ritual yang dilakukan (dipimpin) seseorang," kata Hery.
2. Ritual Diikuti 24 orang
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo mengatakan ada 24 orang yang ikut dalam kegiatan ritual tersebut. Namun ada 4 orang yang tidak ikut dalam acara ritual. Untuk jumlah peserta ritual sendiri Hery masih akan terus mengupdate.
"Tidak semuanya ikut di laut, ada 4 yang tidak ikut, di antaranya anak kecil dan para sopir. Karena ada 3 mobil dari rombongan itu. Untuk para korban meninggal, ditemukan 1 km dari lokasi kejadian tempat ritual," ungkap Hery.
3. Sebanyak 11 Orang Tewas
Sebelumnya, Hery mengatakan bahwa ada 20 orang yang tergulung ombak, 10 orang sudah ketemu dalam kondisi meninggal dunia, dan 1 masih dalam pencarian.
Namun, 1 korban yang hilang telah ditemukan dalam kondisi tewas. Sehingga, total korban tewas ritual menjadi 11 orang.
"Untuk korban terakhir atas Nama Syaiful umur 40 tahun sudah berhasil ditemukan. Selama proses pencarian kurang lebih 3 jam. Korban terakhir itu, sekitar pukul 09.00 WIB tadi berhasil ditemukan, dan tersangkut di batu karang," kata Hery.
4. Sang Guru Spiritual Selamat
Salah satu yang selamat adalah pimpinan atau guru spiritual kelompok ritual tersebut yakni Nur Hasan (35), warga Dusun Botosari, Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Jember.
"Korban selamat salah satunya adalah pemimpin kelompok ritual itu," ujar Hery.
5. Peserta ritual berasal dari berbagai daerah
Menurut, Hery para korban ini sedang menjalani ritual menenangkan diri. Mereka berasal dari berbagai daerah di Jember. Namun mayoritas dari Kecamatan Rambipuji dan Sukorambi. Untuk para korban, saat ini masih berada di Puskesmas Ambulu.
6. Salah satu korban tewas adalah polisi
Dari informasi yang dihimpun, salah satu korban yang merupakan anggota kepolisian di jajaran Polres Bondowoso tersebut adalah Bripda Febriyan Duwi P. Sehari-hari ia bertugas di Polsek Pujer, Bondowoso.
"Iya betul. Memang anggota kami. Tepatnya salah satu bintara di Polsek Pujer," jelas Kapolres Bondowoso AKBP Herman Priyanto kepada detikJatim, Minggu (13/2/2022).
7. Ritual dilakukan terlalu ke tengah
"Kegiatannya dilakukan di pantai, namun karena ritual itu terlalu dekat dengan ombak akhirnya terdampak (tergulung) ombak," kata Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo kepada detikJatim, Minggu (13/2/2022) .
8. Evakuasi berlangsung dramatis
Penyelam yang melakukan proses evakuasi Suyanto mengatakan untuk proses evakuasi paling lama adalah saat berada di dalam laut. Gulungan ombak menyulitkan proses menentukan lokasi jenazah korban itu.
"Korban berada di (kaki) Bukit Kamboja, pada kedalaman kurang lebih 3 meter di sela-sela batu karang Bukit Kamboja di bawah air," kata Suyanto, Minggu (13/2/2022).
"Kaki korban nylempit (tersangkut) di batu karang, dan terombang ambing ombak. Tapi karena kerasnya gulungan ombak, korban dapat terlepas dan dengan cepat kita meraih (tubuh) korban. Alhamdulillah lancar, dan saat menyelam tadi butuh waktu kurang lebih satu jam," ulas dia.
"Kendala adalah air dan ombak yang cukup kencang sehingga untuk menjangkau tubuh korban agak sulit. Tapi Alhamdulillah berhasil kita ambil dan terselamatkan, langsung dievakuasi di atas perahu," sambungnya.
9. Dapat perhatian Bupati Jember
Bupati Jember Hendy Siswanto menjenguk korban ritual Pantai Payangan, Jember yang dirawat di Puskesmas Ambulu. Hendy juga melihat kondisi korban meninggal yang masih disemayamkan di sana.
Dia mengatakan akan berkoordinasi dengan OPD terkait dan para pemuka agama.
"Sehingga kami akan melakukan pembinaan kepada masyarakat sekitar. Untuk memberikan edukasi dan penguatan soal agama," ucapnya.
Sebagai langkah antisipasi di lokasi wisata yang dikenal indah, juga dekat dengan Teluk Love nya itu, Bupati Hendy akan berkoordinasi dengan perangkat desa setempat.
"Karena yang saya tahu, saat pagi hari tidak ada yang jaga (lokasi wisata). Apalagi sekarang juga musim ombak besar. Jadi kami imbau wisatawan untuk taat aturan di lokasi wisata," ujarnya.
10. Kelompok bernama Tunggal Jati Nusantara
Kelompok ritual itu bernama Tunggal Jati Nusantara yang berasal dari wilayah Jember.
"Iya mereka kelompok Tunggal Jati Nusantara," ujar Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo kepada detikJatim, Senin (14/2/2022).
Heri mengatakan kelompok ritual itu dipimpin oleh Nur Hasan (35), warga Dusun Botosari, Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Jember. Nur Hasan sendiri diketahui selamat dari musibah tersebut.
"Kami tidak mengerti ritual apa ini? Sehingga nanti yang tidak jadi korban (meninggal), akan kita tanyai detail, ada apa dari kejadian ini," kata Bupati Hendy. [kaf