DesaWisata.WahanaNews.co | Siapa sangka, dalam satu pohon salak dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk olahan, seperti kurma salak, teh dari salak, kopi salak, arak salak, wine salak, madu salak, soup rebung salak dan masih banyak olahan salak lainnya.
I Nyoman Mastra atau akrab dipanggil Kongking (54), merupakan pengelola dari Agro Wisata Salak Desa Sibetan. Pada media ini menceritakan jika sejarah nama kurma salak sendiri dikarenakan rasa dan tekstur dari olahan manisan salak satu ini mirip buah kurma. Di mana jika di deskripsikan, rasanya manis, agak masam sedikit, warna dan teksturnya pun mirip buah kurma.
Baca Juga:
Boborola Farm: Destinasi Agrowisata Terbaru di Kabupaten Samosir
Produk ini sangat cocok dijadikan oleh-oleh yang wajib dibawa jika wisatawan berkunjung ke Desa Sibetan.
Terciptanya olahan salak yang variatif berawal dari produksi salak yang melimpah.
“Salak yang kami gunakan untuk membuat kurma salak ini merupakan salak kelas 3. Kenapa begitu, karena salak kelas 1 itu kami salurkan ke hotel-hotel dan ke luar negeri. Salak kelas 2 kami lempar ke pasarkan, dan yang kelas 3 kami siasati menjadi produksi yang lebih bernilai ekonomi,” kata Kongking.
Baca Juga:
Pertama di Pakpak Bharat, Pemdes Boangmanalu Gelar Program "Gemeslu"
Sementara cara pembuatannya sendiri yakni usai dikupas, salak dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian, salak direbus selama 4 jam lamanya sambil dicampur gula. Setelah matang, salak disaring dipisahkan dari air rebusan.
Usai didinginkan beberapa menit, daging salak matang ini ditata di tatakan oven kemudian dimasukan ke dalam oven selama 10 sampai 15 menit agar tekstur salak mengering dan lebih tahan lama. Usai proses tersebut, kurma salak siap untuk dikemas.
Produk kurma salak, sejatinya sudah banyak yang melirik, salah satunya ialah minimarket seperti Indomaret ataupun Alfamart.
Namun, untuk menjaga identitas asli dari salak itu sendiri, produk tidak dijual di tempat tersebut. Melainkan, jika para wisatawan ingin menikmati olahan salak, mereka dipersilahkan untuk datang ke Desa Sibetan, berwisata menikmati alam sambil mencari berbagai olahan salak yang ada di Desa Sibetan, khususnya di Agro Wisata Desa Sibetan.
Jims, salah seorang wisatawan asing yang berasal dari Australia, ditemui di tempat tersebut sempat mencicipi kopi salak dan kurma salak.
“The taste is good and sweet, i like it (rasanya enak dan manis, saya menyukainya),” katanya ketika diwawancara.
Sementara I Nyoman Mastra, pengelola Agro Wisata Salak Sibetan, berharap pihaknya kian dapat mengembangkan olahan salak menjadi semakin baik dan semakin maju.
“Kami ada cita-cita begitu, untuk mencari inovasi produk yang baru dan mengembangkan lagi yang sudah ada, tapi masih terkendala modal, karena biaya penelitian lab sangat mahal. Ini yang menjadi hambatan,” ucapnya, menyampaikan.[gab]