Dikutip dari laman resmi Jatiluwih, Kamis, 7 April 2022, daerah Jatiluwih adalah daerah dataran tinggi atau pegunungan, baik untuk areal pertanian dan mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah petani. Desa ini memiliki wilayah seluas 2.233 hektare dengan tanah sawah seluas 303 hektare.
Produksi unggulan Jatiluwih adalah padi Bali beras merah cendana untuk sektor pertanian, perkebunan meliputi kopi, jambu klutuk, durian, pisang, talas dan ketela. Sementara, komoditas unggulan sektor peternakan adalah sapi Bali, ayam petelur, babi dan ayam buras dan untuk sektor perikanan adalah lele dan mujair.
Baca Juga:
9 Gagasan Pemuda untuk Majukan Sumatera Utara: Buku "Pemuda Bersama Bobby Nasution"
Desa Jatiluwih juga memiliki potensi yang tidak kalah menariknya dari desa-desa laom. Sesuai dengan topografinya, Jatiluwih adalah salah satu daerah tujuan wisata yang mengedepankan pariwisata alam seperti sawah berundak yang sangat unik.
Wisata religius juga ada karena di Jatiluwih banyak pura yang memiliki daya tarik tersendiri. Pura yang ada terbentang dari utara ke selatan, dimulai dari Pura Taksu, Pura Rsi, Pura Luhur Kawitan Bhujangga Waisnawa, Pura Luhur Petali, Pura Sri Rambut Sedana, Pura Batur, Pura Dukuh, Pura Ulun Siwi dan Pura Panti/Dadia.
Jatiluwih
Baca Juga:
Kota Kediri Terpilih Jadi Proyek Percontohan Festival Olahraga Masyarakat Desa Wisata 2024
Yeh Hoo, Salah satu Air Terjun Cantik di Desa Jatiluwih.
Obyek wisata lain seperti air terjun yang airnya masih sangat jernih sekali. Dalam pengelolaan pariwisata Desa Jatiluwih semenjak ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO terbentuklah sebuah lembaga khusus dalam bidang Pariwisata yaitu Badan Pengelola Daya Tarik Wisata Desa Jatiluwih yang dalam pelaksanaan kegiatan dibentuk Manajemen Daya Tarik Wisata Desa Jatiluwih.