Benteng lantas diperbesar oleh Gerrard Demmer pada 1642 dan diselesaikan pembangunannya oleh Arnold de Vlamingh Van Oudshoorn pada 1649. Ia sekaligus menamakannya Benteng Amsterdam. Benteng ini mirip seperti kubus seperti namanya dalam bahasa Belanda, yakni Block Huis.
Benteng itu terdiri dari tiga lantai pada bangunan utama dan dikelilingi oleh tembok keliling pada bagian luar. Benteng juga memiliki satu teras gantung pada bagian utara lantai dua dan satu menara pengintai pada bagian paling atas benteng.
Baca Juga:
Polda Maluku Tingkatkan Kesiapsiagaan Melalui OMB Jelang Pemilu 2024
Kondisi benteng sudah sangat rusak seperti pada foto 1990. Maka pemerintah Indonesia merekonstruksi benteng ini selama tiga tahun dari 1991-1994. Peresmiannya pada 17 Oktober 1994 oleh Ibu Dirjen Kebudayaan.
Cakalele
Ada pula atraksi tarian Cakalele, tari perang masyarakat Maluku yang ditampilkan pada acara-acara khusus seperti Pelantikan Raja, Pembangunan/Penggan tiap Atap Rumah Tau/Rumah Pusaka dan penyambutan tamu seperti para pejabat pemerintah, baik dari kalangan sipil maupun militer. Cakalele juga adalah pasukan pengawal Raja.
Baca Juga:
Provinsi Maluku Juara Umum Pesparani III
Tarian Cakalele juga memiliki nilai magis yang sangat kuat. Saat ditampilkan, penampilannya dibatasi hanya untuk kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan di atas.
Kemudian, atraksi Sau Reka-Reka, tarian khas anak-anak muda di Maluku yang biasanya ditampilkan oleh empat pasang pria dan perempuan. Tarian ini menggambarkan pergaulan anak-anak Maluku dikombinasikan dengan pakaian mereka. Tarian ini ditampilkan pada saat acara-acara budaya atau menyambut para wisatawan dan tamu yang berkunjung ke Negeri Hila.
Agrowisata hingga Snorkeling