Ketiga adalah fase tahap pemulihan yang dilaksanakan dengan pemulihan pemasaran terkait pembuatan konten pencitraan dari satu destinasi.
"Informasi tersebut didiseminasikan dalam berbagai format konten seperti konten media sosial, konten artikel, siaran pers melalui berbagai angle pemberitaan," kata I Gusti Ayu.
Baca Juga:
Kemenparekraf Dukung Pelaksanaan Pusbatara Run 2024
Terakhir adalah fase normalisasi, di mana kinerja ekosistem parekraf mulai diupayakan berjalan kembali secara normal pasca krisis. Kolaborasi dijalankan dengan pihak internal dan eksternal Kemenparekraf.
Dewi mengatakan bahwa tantangan komunikasi krisis kepariwisataan saat ini pun semakin besar. Karena itu, penting untuk melakukan adaptasi, inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
"(Penyebaran) informasi harus masif dilakukan, termasuk edukasi agar masyarakat juga wisatawan aware terhadap potensi krisis akibat bencana," ujar Kepala Birkom Kemenparekraf.[zbr]