Program lain yang berkontribusi besar terhadap EBITDA uplift ini adalah sentralisasi pengadaan dan pemasaran.
"Lewat program ini, kami dapat lebih baik mengoptimalisasi rantai pasok di perusahaan. Mulai dari pengadaan bahan baku, jadwal perbaikan pabrik, permintaan pasar, potensi ekspor dan lain sebagainya. Sehingga baik proses pengadaan bahan baku maupun penjualan produk betul-betul memberikan hasil yang optimal," jelas Wijaya.
Baca Juga:
HUT Pupuk Indonesia ke-12, Tanam 8.000 Bibit Pohon di 7 Lokasi
Peningkatan EBITDA tersebut juga turut didorong oleh program transformasi digital.
Diantaranya adalah implementasi data science, optimalisasi distribusi dan pergudangan (logistik) dengan menggunakan tools digital, pemanfaatan aplikasi digital penebusan pupuk komersil online Retail Management System (RMS) di berbagai daerah, hingga digitalisasi monitoring rantai pasok.
Ke depan, kata Wijaya, Pupuk Indonesia akan terus merealisasikan berbagai program transformasi bisnis lainnya untuk meningkatkan EBITDA.
Baca Juga:
UMKM Binaan Pupuk Indonesia Berpotensi Merambah Pasar Global
Diantaranya adalah dengan terus mendekatkan diri dengan pelanggan dan meningkatkan realisasi penjualan pupuk retail komersil, memperluas Program Makmur menjadi 250 ribu hektar, hingga diversifikasi usaha produk non-pupuk dengan melakukan revamping pabrik PT Pupuk Kaltim (PKT-2), operasional pabrik Ammonium Nitrate PKT, serta pabrik NPK PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).
"Selain itu, upaya peningkatan EBITDA ini juga akan kami lakukan melalui sejumlah penghematan, yaitu melalui Cost Reduction Program atau CRP di berbagai lini," ujar Wijaya. [jat]