Krtnews.id | PT PLN (Persero) memastikan bahwa penggunaan kompor induksi untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tidak akan membuat tagihan listrik membengkak.
Hal tersebut menyusul rencana perusahaan yang bakal melakukan pengadaan kompor induksi pada tahun ini sebesar 300 ribu unit.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan selain memberikan paket konversi berupa kompor dan utensil, perusahaan juga akan memasang mesin catat meter yang khusus mencatat penggunaan dari kompor induksi.
"Ada misinterpretasi kami menaikkan daya dan tarif pelanggan. Sesuai diagram ada instalasi lama yang gunakan MCB regular 450 VA ada 900 VA untuk kompor induksi kami gunakan MCB jalur khusus artinya tidak tersambung dengan pola konsumsi listrik daya terpasang atau golongan lama," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu (14/9/2022).
Sehingga menurut Darmawan masyarakat yang ingin menggunakan kompor induksi tidak perlu khawatir. Mengingat, para KPM yang menggunakan kompor induksi akan tetap berada di level daya 450 VA dan 900 VA sesuai dengan data penerima subsidi selama ini.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Tidak akan ada perubahan golongan atau dinaikkan dayanya karena program ini," kata dia.
Seperti diketahui, penggunaan kompor induksi dapat menekan impor LPG dan menghemat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurut dia subsidi LPG 3 kg yang tidak tepat sasaran telah membebani keuangan negara lebih dari Rp 300 triliun sejak tahun 2017.
Adapun, subsidi tersebut sangat berpotensi terus membengkak dari tahun ke tahun karena penambahan jumlah pengguna dan volume penggunaan LPG yang tidak dapat dikendalikan sesuai dengan target sasaran subsidi.
"Pengguna LPG 3 Kg adalah pelanggan PLN yang kami sendiri sudah berusaha mengidentifikasi by name by address, dalam hal ini golongan pertama adalah 450 VA yang DTKS sejumlah 9,6 juta. Dan kami sudah memeriksa 99,99% hampir semuanya menggunakan kompor LPG 3 Kg. Kami sudah periksa di lapangan baik itu kantor cabang kami, kantor ranting kami, hampir semuanya menggunakan LPG 3 Kg," kata Darmawan.
Di samping itu, pelanggan 450 VA yang terdata non-DTKS 14,8 juta, 100% juga masih menggunakan kompor LPG 3 Kg. Begitu juga dengan pelanggan 900 VA yang masuk kategori keluarga miskin DTKS sebesar 8,4 juta 100% juga masih menggunakan kompor LPG.
"Untuk itulah pelanggan listrik kami yang menikmati subsidi yang juga pengguna LPG 3 Kg adalah 32,7 juta pelanggan. Kami mempunyai data mereka by name by address dan tagihan listrik mereka," kata dia.
Berdasarkan survei yang perusahaan lakukan di lapangan pengguna 450 VA rata-rata menggunakan 2-3 tabung per bulan. Sedangkan untuk yang pelanggan 900 VA antara 3-4 tabung LPG 3 Kg per bulan.
"Kemudian yang menarik adalah dari pelanggan yang non subsidi yang di atas 900 VA yaitu 1.300 VA dan 2.200 VA di mana yang 1.300 VA adalah 12,6 juta itu ternyata sekitar 75% nya adalah pengguna LPG 3 Kg, demikian 2.200 VA dari 3,7 juta, 2,8 juta-nya pengguna LPG 3 Kg," kata dia. [jat]