Krtnews.id | Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono memperkirakan, kenaikan tarif listrik bakal memicu inflasi pada laporan Juli tahun ini. Tetapi, perkembangan inflasi pada Juli nanti masih terus diamati.
"Sementara itu, juga pemerintah di bulan Juli ini telah menaikkan tarif listrik, kedepan akan berpotensi untuk memacu inflasi pada bulan Juli," kata dia dalam laporan BPS Juni 2022 secara virtual, pada Jumat (1/7/2022).
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Margo sebelumnya memaparkan, inflasi secara bulan ke bulan (month to month/mtm) pada Juni 2022, sebesar 0,61 persen. Kemudian, inflasi tahunannya (year on year/yoy) sebesar 4,35 persen.
Adapun penyumbang inflasi berasal dari komoditas cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah. Sementara harga yang diatur oleh pemerintah lanjut Margo, juga menjadi penyumbang terbesar inflasi Juni 2022.
"Komponen inti yang menyebabkan inflasi di bulan Juni ini adalah harga yang diatur pemerintah memberikan andil sebesar 0,05 persen. Hal ini disebabkan karena kenaikan tarif angkutan udara dan rokok kretek filter," ucap Margo.
Baca Juga:
Bebani Konsumen Listrik, YLKI Desak Pemerintah Batalkan Power Wheeling
Sebagaimana diketahui, pemerintah resmi menaikkan tarif listrik bagi pelanggan rumah tangga dengan golongan daya mulai 3.500 volt ampere (VA) ke atas (R2 dan R3) dan golongan pemerintah (P1, P2, dan P3).
Kenaikan tarif listrik ini akan mulai berlaku pada hari ini. Kenaikan tarif tersebut terjadi seiring dengan mulai diterapkannya sistem penyesuaian tarif tenaga listrik pada kuartal III 2022 atau periode Juli-September.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, kenaikan tarif listrik pada kategori rumah tangga orang kaya dan pemerintah tersebut jumlahnya sekitar 2,5 juta pelanggan atau hanya 3 persen dari total pelanggan PLN. [jat]