Krtnews.id | Menjelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, harga telur ayam mulai meroket. Bahkan, harga ayam hampir menembus Rp50.000 per ekor.
Berdasarkan pantauan dari situs infopangan.jakarta.go.id, pada Jumat (24/12/2021), harga ayam broiler di Pasar DKI Jakarta tepatnya di Pondok Labu sudah mencapai Rp48.000 per ekor.
Baca Juga:
Jelang Nataru, BANK NTT Cabang Ende Salurkan Bantuan Untuk Anak Stunting
Harga tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan pasar DKI Jakarta lainnya. Di Pasar Pulo Gadung satu ekor ayam broiler dijajal Rp45.000, sebelumnya dijual seharga Rp40.000 per ekor. Harga yang sama juga terjadi di Pasar Koja Baru.
Sementara di pasar lain, seperti Pasar Rawamangun, Pasar Klender SS, Pasar Anyer Bahari, Pasar Palmerah, Pasar Pademangan Timur, Pasar Kalibaru, Pasar Rumput, Pasar Minggu, dan Pasar Pramuka masih dibanderol Rp40.000 per ekor.
Di samping itu, komoditas pangan yang ikut-ikutan meroket adalah telur ayam ras. Beberapa pasar di DKI Jakarta, hari ini dipatok Rp32.000/kg. Padahal hari sebelumnya hanya di kisaran Rp26.000-Rp28.000/kg.
Baca Juga:
Jelang Nataru, Jumlah Penumpang di Bandara Juanda Meningkat
Pasar yang dimaksud meliputi, Pasar Tanah Abang Blik A-G, Pasar Cipete, Pasar Kalideres, Pasar Pal Merah, Pasar Cengkareng, Pasar Kelapa Gading, Pasar Glodok, dan Pasar Petojo Ilir.
Meskipun ada beberapa komoditas yang melambung hari ini, namun harga beras IR I (IR 64) masih dalam harga yang stabil. Seperti di Pasar Grogol, Pasar Mayestik, Pasar Rawa Badak, Pasar Minggu, Pasar Ciplak, Pasar Cijantung, Pasar Paseban, dan Pasar Cempaka Putih, dibanderol Rp12.000/kg.
Sedangkan di Pasar Lenteng Agung, Pasar Rumput, Pasar Mampang Prapatan, dan Pasar Pademangan Timur, masih dijual Rp10.500/kg.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian telah memastikan bahwa stok beras menghadapi Natal dan Tahun Baru 2022, sampai masuk musim panen 2022 dalam kondisi yang aman.
"Produksi beras nasional kita tahun ini mengalami peningkatan dari tahun lalu, jadi kita tidak perlu khawatir kekurangan stok," ujar Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan, Risfaheri saat dimintai keterangan.
Berdasarkan data KSA BPS produksi beras tahun 2021 ini mencapai 31,68 juta ton meningkat 0,35 juta ton dari produksi beras tahun 2020 sebesar 31,33 juta ton, dengan surplus pada tahun berjalan sampai dengan Desember mencapai 1,65 juta ton.
Bila ditambahkan dengan stok awal tahun 2021 (carry over tahun 2020) yang mencapai 7,32 ton sesuai perhitungan Badan Ketahanan Pangan, maka total surplus beras tahun ini yang berasal dari surplus tahun berjalan dan carry over tahun 2020 dapat memenuhi kebutuhan beras minimal tiga bulan ke depan karena kebutuhan beras hanya sekitar 2,5 juta ton per bulan. [Jat]