“Dari sisi kami, ini bukan hanya satu atau dua tahun. Tapi ini membutuhkan satu dekade untuk mengubah ini semua. Kita memang punya sumber daya yang besar tapi sekarang kita juga menggunakan teknologi untuk mewujudkan ekosistem motor listrik, dan nanti mobil listrik,” imbuhnya.
Kolaborasi membangun ekosistem kendaraan listrik ini memanfaatkan masing-masing keahlian dari keempat perusahaan. Hal ini untuk semakin mendorong pengembangan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia.
Baca Juga:
Perkuat Kolaborasi Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Kembali Dukung PEVS
Direktur Electrum dan CEO serta Co-Founder Gojek Kevin Aluwi menegaskan, untuk membangun ekosistem kendaraan listrik ini dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak.
“Tentunya kita tidak bisa melakukannya sendiri. Beruntung kita mempunyai partner-partner yang masing-masing memiliki peran penting,” tegasnya.
Electrum akan bertindak sebagai integrator dan pengembang ekosistem kendaraan listrik, dengan memanfaatkan kehadiran Gojek di Indonesia dan keahlian TBS di sektor energi.
Baca Juga:
Perkuat Kolaborasi Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Kembali Dukung PEVS
Sementara, Pertamina lewat Pertamina Patra Niaga menyediakan stasiun penukaran baterai motor listrik di berbagai SPBU yang tersebar di kawasan Jakarta Selatan. Sejauh ini sudah ada 14 unit Battery Swapping Station dengan 212 baterai yang tersebar di lokasi Green Energy (GES) Pertamina.
Kolaborasi semakin lengkap dengan dukungan Gogoro sebagai penyedia inovasi teknologi penukaran baterai dan motor listrik, dan Gesits menyediakan motor listrik beserta infrastrukturnya.
Gojek sendiri sebagai bagian dari Grup GoTo menargetkan 100 persen armadanya beralih ke kendaraan listrik pada 2030 mendatang. Komitmen Gojek tersebut diklaim sesuai dengan salah satu dari tiga prioritas G20 tahun ini yaitu transisi energi.