Krtnews.id | Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon menilai, Indonesia tidak perlu menggubris adanya pertimbangan Amerika Serikat (AS) supaya Rusia dikeluarkan dari G20.
Sebaliknya, Indonesia sebagai presidensi G20 mampu mengambil momentum tersebut untuk membawa perdamaian atas konflik Rusia-Ukraina.
Baca Juga:
Rusia: Presidensi Indonesia Sukses Jaga G20 Tanpa Politisasi
"Jangan lah, ya forum itu lah yang justru bisa kita manfaatkan," kata Effendi ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (24/3/2022).
Politisi PDI-P itu berpendapat, Indonesia melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharapkan dapat mengambil peran dalam pertemuan G20.
Sehingga, dalam perhelatan G20 tersebut, Indonesia tidak dipandang hanya sekadar pembuat sebuah acara atau event organizer.
Baca Juga:
Perekonomian Nasional Diyakini Mampu Lewati Hadangan “Awan Gelap” Ekonomi Global 2023
"Nah kalau beliau tidak memanfaatkan, beliau hanya sebagai event organizer dong. Masa setingkat event organizer kita?," ucapnya.
Menurutnya, pertimbangan untuk mengeluarkan Rusia dari G20 juga tidak tepat. Ia mengatakan, hal itu tidak mencerminkan langkah sebuah negara dalam diplomasi internasional.
"Enggak bisa dong, kalau kita dalam diplomasi internasional, bermain pendek begitu. Enggak bisa dong," tegasnya.
Lebih lanjut, Effendi menilai langkah yang tepat jika Rusia akan hadir dalam G20. Diketahui, Presiden Rusia pun berencana hadir dalam pertemuan tersebut.
Ia mengingatkan, G20 harus menjadi forum yang menjadi media mendamaikan pihak yang bertikai, termasuk kaitannya dengan konflik Rusia-Ukraina.
Di sisi lain, ia mengatakan bisa saja forum itu tidak lagi bernama G20 jika Rusia tidak hadir.
"Harus, media ini kan tidak boleh mendiskreditkan untuk tidak menghadirkan (Rusia). Nanti kalau dia tidak dihadirkan, tidak diundang, ya bukan G20 dong namanya," pungkasnya.
Sebelumnya, pada Selasa (22/3/2022), Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) akan memimpin tekanan pada Rusia untuk disingkirkan dari forum internasional atas langkah invasi ke Ukraina.
"Mengenai pertanyaan G20, saya hanya akan mengatakan, kami percaya bahwa ini tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa bagi Rusia di lembaga internasional dan komunitas internasional," kata Jake Sullivan.
Sementara itu, China berbeda pandangan dengan AS. China menggambarkan Rusia sebagai anggota penting G20.
China telah memberikan tingkat perlindungan diplomatik ke Rusia yang semakin terisolasi atas invasinya ke Ukraina, dengan ekonominya diikat oleh sanksi.
"G20 adalah forum utama untuk kerja sama ekonomi internasional," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin kepada wartawan. [jat]