Krtnews.id | Pemerintah Amerika Serikat (AS) bakal mengalokasikan lebih dari USD3 miliar atau sekitar Rp 43,5 triliun untuk membiayai pembuatan baterai kendaraan listrik.
Dana tersebut akan dialokasikan oleh Departemen Energi dari anggaran infrastruktur senilai USD1 triliun atau sekitar Rp 14 ribu triliun yang ditandatangani Presiden Joe Biden tahun lalu.
Baca Juga:
Donald Trump Tunjuk Elon Musk Pimpin Departemen Efisiensi Pemerintah di Kabinetnya
Pendanaan tersebut akan digunakan untuk mendirikan dan memperbaiki pabrik baterai. Namun, dana tidak akan digunakan untuk mengembangkan tambang domestik baru untuk memproduksi lithium, nikel, kobalt, dan mineral permintaan tinggi lainnya yang dibutuhkan untuk membuat baterai.
Beberapa dari proyek tersebut menghadapi tantangan lokal dan terikat dalam tinjauan lingkungan dan hukum administrasi.
"Sumber daya ini adalah tentang rantai pasokan baterai, yang mencakup produksi, daur ulang mineral penting tanpa ekstraksi atau penambangan baru," kata Penasihat Iklim Nasional Biden Gina McCarthy, dilansir Rabu, 4 Mei 2022.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Ford Motor menyambut baik pengumuman pendanaan tersebut. Menurut mereka, investasi lebih dari USD3 miliar itu akan memperkuat rantai pasokan baterai domestik, menciptakan lapangan kerja, dan membantu produsen AS untuk bersaing di kancah global.
"Kami punya peluang untuk memiliki teknologi ini di AS dan investasi yang diumumkan ini akan membantu kami mewujudkannya," kata Penasihat Umum Ford Steven Croley dalam pernyataannya.
Kendaraan listrik pada 2030