Tambangnews.id | Sektor Pertambangan dan Industri logam di Jawa Timur ternyata banyak diminati investor asing. Hal ini diketahui dari pencapaian realisasi investasi pada triwulan III.
Data ini menyebut ada peningkatan penanaman modal asing. Di mana persentase peningkatannya mencapai 41,4 persen. Sektor yang paling diminati yakni pertambangan dan industri logam.
Baca Juga:
Kemendag: Seluruh Komoditas Produk Pertambangan yang Dikenakan Bea Keluar Alami Penurunan Harga
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Aris Mukiyono, mengatakan Gubernur Khofifah Indar Parawansa sebelumnya telah menyampaikan realisasi investasi di Jatim yang mengalami pertumbuhan menggembirakan.
Pencapaian ini memberi gambaran jika ada sejumlah potensi yang menarik investor asing untuk menanamkan modal di Jatim.
Aris merinci, total realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp 5,4 triliun. Angka itu didapat dari Pertambangan Rp 1,4 triliun. Lalu industri logam dasar barang logam Rp 1,3 triliun, Industri kimia dan farmasi Rp 0,7 triliun, mineral non logam Rp 0,7 triliun, dan sektor lainnya Rp 0,2 triliun.
Baca Juga:
'Jatah' IUPK Tambang dari Jokowi Diterima Muhammadiyah, Ini Kata Kementerian ESDM
"Peluang dan potensi pada bidang pertambangan dan logam dilirik investor asing," ungkap Aris di Surabaya, Sabtu (6/11/2021).
Aris merinci, negara yang berinvestasi di Jatim yakni Swis. Negara Swis merupakan negara yang mencatatkan investasi paling besar pada triwulan III. Yakni Rp 4,2 triliun. Sektor yang diminati adalah industri makanan.
Kemudian Singapura yang terdiri atas industri kimia dan farmasi Rp 1,4 triliun, dan Industri makanan Rp 0,9 triliun.
Sementara investasi terbesar pada sektor pertambangan adalah Amerika Serikat. Nilainya mencapai Rp 1,2 triliun. Negara AS juga berinvestasi pada sektor industri makanan Rp 0,6 triliun.
Selain itu, ada negara lain yang menanamkan modal cukup besar di Jawa Timur.
"Dua di antaranya Hongkong dan Belanda, investasi yang ditanamkan di Jawa Timur Rp 1,8 dan Rp 1,7 triliun," jelas Aris.
Pemerintah provinsi pun merespon baik minat tersebut. Saat ini pemerintah menyiapkan kebijakan untuk pemerataan penanaman investasi tersebut. Karena itu, pemerintah provinsi terus berusaha membuka akses ke semua daerah di Jawa Timur.
"Dengan begitu, investasi tidak terpusat pada ring I Jawa Timur," ungkapnya.
Aris berharap kepala dinas penanaman modal pada 38 kabupaten dan kota yang di Jatim bisa melihat capaian pada triwulan III sebagai penyemangat untuk mendongkrak minat investor di Jawa Timur. Karena itu, layanan yang berkaitan dengan investasi harus dioptimalkan. Dengan begitu, investor akan semakin percaya dengan Jawa Timur.
"Mereka juga senang untuk berinvestasi di sini," pungkasnya. [jat]