Tambangnews.id | PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) cukup rajin mengakuisisi tambang emiten batubara.
Sebelumnya, BIPI telah melakukan akuisisi saham PTT Mining Ltd Hongkong (PTTML) yang saat ini memiliki beberapa konsesi tambang di Brunei Darussalam (masih dalam tahap eksplorasi), Madagaskar (dalam tahap pengembangan), dan tiga tambang batubara di Kalimantan (Jembayan, Sebuku, dan Penajam).
Baca Juga:
Soal Eks Bupati Batubara Urus SKCK Meski Sudah DPO, Polres Buka Suara
Analis Panin Sekuritas Felix Darmwan mengatakan, nilai akuisisi saham ini mencapai US$ 471 juta, atau setara Rp 7 triliun.
Salah satu lapangan konsesi PTTML yakni Jembayan yang berlokasi di Kalimantan Timur memiliki prospek yang cerah karena memiliki kualitas kalori batubara yang tinggi yakni di level 5.200 – 5.700 kcal/kg.
Konsesi ini juga memiliki kandungan sulfur yang rendah. Hal ini bertranslasi pada pencapaian rerata harga jual alias average selling price (ASP) yang lebih tinggi dan juga cukup diminati di pasar ekspor.
Baca Juga:
Kasus Suap Seleksi PPPK, Eks Bupati Batubara Zahir Jadi Tersangka
Patut diketahui jika produksi batubara di wilayah konsesi tersebut sekitar 6 juta ton per tahun dengan cadangan batubara sekitar 65 juta ton.
Selain itu, akuisisi juga termasuk infrastruktur pendukung seperti pelabuhan Jetty 1 dengan kapasitas 4 juta ton per tahun serta Jetty 2 dengan kapasitas 8 juta ton per tahunnya.
BIPI juga berencana mengakuisisi 10% saham salah satu klien terbesar Mitratama Perkasa dan Tambang Pratama, yakni Arutmin Indonesia yang dilakukan pada paruh pertama 2023 mendatang.
Rencana akuisisi tersebut menjadikan posisi BIPI sebagai pemegang saham pasif namun masih memiliki hak terhadap dividen di masa depan.
Arutmin Indonesia memiliki Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dengan luas 34.207 hektar dan menjadi produsen batubara dengan pangsa pasar di wilayah Asia.
Felix menilai, BIPI akan mencatatkan kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang. Ada tiga faktor yang mendorong kenaikan kinerja BIPI. Pertama, tentu akibat dari akuisisi saham PTT Mining Ltd Hongkong (PTTML).
Kedua, kenaikan produksi batubara dan ketiga harga batubara yang masih cukup tinggi. Namun, saat ini, Felix menilai saham BIPI masih tergolong premium secara valuasi, dimana price to book (PB) berada di level 1,7 kali atau 6,25% premium ke peers, dimana PB peers sebesar 1,6 kali. [jat]