Tambangnews.id | Emiten kontraktor tambang PT Petrosea Tbk. (PTRO) terus berupaya mengembangkan bisnisnya dengan melakukan sejumlah ekspansi, seperti pertambangan emas.
Head of Corporate Secretary PTRO Anto Broto mengatakan, saat ini ada berbagai inisiatif strategis yang terus dilaksanakan Petrosea yang selama ini terbukti telah mendukung perusahaan dalam mencatatkan kinerja yang solid secara berkesinambungan.
Baca Juga:
Staycation Demi Perpanjangan Kontrak, Perusahaan Ini Terancam Denda Rp1 M
"Ekspansi bisnis yang dilakukan Petrosea juga terus memperkuat optimisme perusahaan untuk berkembang menjadi sustainable resource company yang mendukung pengembangan sektor pertambangan di Indonesia," ujarnya dalam.keterangan pers, Kamis (29/9/2022).
Salah satu bentuk ekspansi bisnis di sektor batubara adalah penandatanganan perjanjian jasa pertambangan dengan PT Indo Bara Pratama pada bulan September 2022 dengan nilai sebesar Rp 2,89 triliun dan jangka waktu lima tahun.
Sedangkan di sektor emas, salah satu realisasi dari implementasi strategi diversifikasi Petrosea adalah perolehan kontrak dari PT Santana Rekso Nindhana untuk jasa EPCM di proyek tailing management di tambang emas yang dimiliki oleh PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) pada Juli 2022 lalu, dengan nilai kontrak Rp 3,6 triliun selama lima tahun termasuk pembangunan infrastruktur.
Baca Juga:
Pentingkah Kontrak Pranikah Bagi Pasangan Muda? ini Jawabannya!
"Sampai saat ini, perusahaan terus mempercepat penyelesaian pembangunan tailing infrastructure sehingga ditargetkan dalam waktu dekat dapat memasuki tahap produksi. Ke depannya, Petrosea diharapkan dapat mengerjakan proyek-proyek jasa pertambangan emas lainnya di Indonesia," ungkapnya.
Di sektor nikel, Petrosea telah menandatangani kontrak dengan PT Cipta Djaya Selaras Mining untuk jasa pertambangan pit-to-port dan pembangunan infrastruktur pertambangan dengan nilai kontrak Rp1,58 triliun selama empat tahun.
Proyek ini telah memasuki tahap penyelesaian konstruksi untuk pembangunan jalan dan infrastruktur dengan target produksi pada akhir 2022.
Dalam menjalankan usahanya, Petrosea didukung penuh oleh Haji Romo Nitiyudo Wachjo yang merupakan pemilik dari mayoritas saham salah satu tambang emas terbesar di Indonesia, PT Nusa Halmahera Minerals dan PT Caraka Reksa Optima yang merupakan pemegang saham utama PT Petrosea Tbk.
"Kedepannya, strategi Petrosea adalah untuk terus menjalankan diversifikasi usaha ke sektor mineral lain melalui penyediaan jasa pertambangan dan rekayasa, pengadaan & konstruksi (EPC) secara berkelanjutan," imbuh Anto.
Selain itu, strategi jangka panjang Petrosea adalah untuk melakukan repositioning dari sebelumnya kontraktor tambang menjadi pemilik tambang demi memperkuat kinerja perusahaan serta memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan di masa mendatang.
Baru-baru ini PTRO juga telah merampungkan proses penawaran tender wajib saham yang dilaksanakan oleh PT Caraka Reksa Optima (CARA) selaku pemegang saham utama Petrosea telah berakhir pada 23 September 2022 lalu, dimana hasil penawaran tender wajib tersebut mencapai 89,90 perden saham.
Setelah masa penawaran tender wajib berakhir, susunan pemegang saham Petrosea menjadi PT Caraka Reksa Optima yang memiliki 89,80 persen saham dan publik yang memiliki 10,20 persen saham. [jat]