Tambangnews.id | Komisaris Utama Mining Industry Indonesia (MIND ID) Letjen TNI (Purn) Doni Monardo meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pertambangan untuk transparan kelola Corporate Social Responsibility (CSR).
"Saya minta, semua perusahaan tambang di bawah MIND ID transparan dalam mengelola dana CSR. Khusus perusahaan tambang yang ada di Maluku Utara, juga demikian," ujar Doni dalam keterangannya, Minggu (17/7/2022).
Baca Juga:
Motor Gesits Edisi Terbatas Resmi Diluncurkan dengan Harga Tertentu
Menurut Doni, masyarakat harus tahu peruntukan CSR. Ia meminta pengelolaan dibuka ke publik ke mana saja dan untuk apa saja dana CSR tersebut.
"Pengelolaan dana CSR harus benar-benar untuk kesejahteraan masyarakat," kata Doni.
Doni menambahkan bahwa ke depan perusahaan tambang wajib memikirkan langkah-langkah demi kesejahteraan yang berkelanjutan.
Baca Juga:
Gelar Pertemuan dengan Vale, Jokowi Harap Dukungan untuk Transisi Energi Bersih Indonesia Makin Kuat
"Mineral, baik itu emas, nikel, dan lain-lain suatu saat akan habis. Jangan sampai saat habis, tambang selesai, rakyat tidak sejahtera, apalagi meninggalkan kerusakan lingkungan," imbuh Doni.
Adanya pemberitaan yang cenderung mewartakan sentimen negatif terhadap aspek transparansi CSR di PT Antam baru-baru ini, hendaknya dijadikan pelajaran penting.
"Itulah pentingnya transparansi," kata Doni.
Sultan Tidore Sultan Husain Alting Sjah menyampaikan sikap terbuka di hadapan Doni. Ia menyampaikan bahwa Doni merupakan sahabat sejak masih menjabat Pangdam XVI/Pattimura.
"Programnya Emas Biru, Emas Hijau dirasakan masyarakat. Kami tahu betul beliau jenderal yang peduli lingkungan," ujarnya, saat berbicara di malam ramah tamah Komut MIND ID dengan Forkopimda Maluku Utara, Sabtu (16/7) di Red Star Resto & Function Hall, Kota Ternate.
Karenanya, kehadiran Doni Monardo sebagai Komisaris MIND ID yang merupakan konsorsium BUMN-BUMN tambang itu, disambut positif.
Ia berharap, kehadiran sejumlah perusahaan tambang di wilayah Maluku Utara, membawa dampak positif bagi masyarakat.
Adanya demonstrasi atau penolakan dari masyarakat, pasti bukan tanpa sebab.
"Saya harap, pak Doni dengan kredibilitasnya, mampu mengawasi para perusahaan tambang agar benar-benar menjalankan fungsinya dengan tidak meninggalkan kewajibannya yakni mensejahterakan masyarakat," ucapnya.
Dalam acara tersebut, hadir jajaran direksi BUMN Tambang di bawah MIND ID, yang memiliki area tambang di wilayah Maluku Utara.
Di antaranya Direktur SDM PT Antam Basar Simanjuntak; Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho Pranantyasto; Direktur Utama FENI Halmahera Timur Ananto Hendra Setiawan.
Doni yang didampingi Komisaris MIND ID Irjen Pol (Purn) Martuani Sormin, minta dana CSR benar-benar diperuntukkan untuk kemakmuran.
Sejumlah ide dilontarkan Doni Monardo.
Salah satunya, kolaborasi CSR perusahaan-perusahaan tambang tersebut, dengan misalnya membagikan secara gratis 1.000 bibit pohon jabon/samama (Anthocephalus macrophyllus) atau tanaman keras lain kepada setiap kelompok atau keluarga.
Pohon jabon adalah bahan baku pabrik plywood.
"Saat pohon berusia tujuh tahun, sudah bisa dipanen. Saat itu, satu keluarga bisa mendapatkan penghasilan sekitar satu miliar rupiah kalau ada 1000 pohon (asumsi harga per pohon usia 7 tahun adalah 1 jt rupiah, red). Off takernya pun sudah ada, yakni industri pabrik plywood," kata Doni.
Jenis usaha lain yang bisa dikembangkan. Misalnya ayam potong, atau ayam petelur.
Sebab selama ini, pasokan telur dan daging ayam di Maluku Utara, banyak dipasok dari daerah lain, bahkan ada yang didatangkan dari Jawa.
Juga pengembangan bisnis laundry pakaian para karyawan perusahaan tambang yang jumlahnya puluhan ribu.
"Bikin pelatihan, kasi ke pemuda pemudi, koperasi emak emak, agar bisnis laundry langsung dikelola dan dirasakan masyarakat sekitar tambang," kata Doni.
Kepada Sultan Tidore maupun Gubernur Maluku Utara, dalam hal ini diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum, Politik & Pemerintahan Abukhari Hamzah, Doni Monardo mengatakan, saat ketiga perusahaan BUMN Tambang di wilayah Maluku Utara nanti beroperasi penuh, maka tak kurang dari 70.000 tenaga kerja akan terserap.
Toto Nugroho menyampaikan, IBC lahir atas keprihatinan Presiden Joko Widodo tentang adanya ancaman krisis energi.
Karena itu, proses alih teknologi dari bahan bakar fosil ke bahan bakar terbarukan, harus dilakukan.
Ke depan, industri otomotif akan beralih ke teknologi battery.
Baru-baru ini, perusahaan otomotif berbasis tenaga battery seperti Tesla, BMW, dan yang lain-lain, telah datang ke Indonesia untuk melihat dari dekat potensi bahan nikel.
"Tapi yang mereka utamakan bukan seberapa besar cadangan nikel yang kita punya, melainkan seberapa baik proses penambangan nikel yang diukur dari seberapa baik perusahaan dalam mengelola lingkungan. Alam harus dijaga. Ini sejalan dengan fenomena eco-green yang sudah mendunia," tegas Toto.
Karena itu, arahan Komut MIND ID, Doni Monardo menjadi sangat relevan. PT IBC ke depan, akan memperhatikan ekosistem.
"Tentu saja, akan banyak tenaga kerja yang bisa terserap. Di perusahaan kami saja, paling tidak bisa menyerap antara 10.000 sampai 20.000 tenaga kerja. Sebagian besar kami utamakan dari Maluku Utara," kata Toto. [jat]