MAWAKA.ID | Pemerintah saat tengah merencanakan vaksinasi Covid-19 booster kedua atau dosis keempat. Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril, program vaksin Covid-19 keempat kemungkinan akan diberlakukan jika pandemi berlangsung dalam jangka waktu panjang.
Vaksin keempat sendiri merupakan rekomendasi berdasarkan perhitungan dan pandangan para ahli. Meski begitu, program booster kedua atau vaksin keempat ini baru akan diberlakukan setelah mendapatkan arahan dari Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI). Hal ini sendiri, kata Syahril, belum dapat diputuskan dalam waktu dekat.
Baca Juga:
Bersama Timpora Kantor Imigrasi, Pemerintah Kota Bekasi Siap Awasi Pergerakan Warga Asing
“Beberapa negara ada yang sudah memulai vaksinasi booster kedua, tetapi belum semua, karena seperti kita, dia vaksinasi booster pertamanya saja belum terpenuhi,” kata Syahril, akhir pekan lalu.
“Tetapi perencanaan itu sudah ada. Pertimbangannya dari apa? Pandemi inikan jangka panjang, sementara masa aktif antibodi setelah 6 tahun itu kan berkurang atau menurun,” tambahnya.
Syahril juga mengimbau masyarakat segera menyelesaikan vaksinasi dosis ketiga untuk meningkatkan antibodi di tengah gelombang baru Omicron.
Baca Juga:
Menko Marves Sebut Prabowo Umumkan Susunan Kabinet 21 Oktober
Berdasarkan data vaksin hingga Sabtu (23/7), total orang yang sudah mendapatkan vaksin pertama sebesar 202.163.392 (bertambah 59.709); vaksin kedua 169.783.164 (bertambah 63.732); dan vaksin ketiga atau booster pertama sebanyak 54.335.921 (bertambah 444.903).
Saat ini, kasus infeksi mulai kembali naik di berbagai belahan dunia. Bahkan muncul beberapa subvarian baru dari virus SARS-CoV-2 tersebut.
Selain varian Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5, kini para ahli telah menemukan subvarian Omicron terbaru yang memicu kekhawatiran yaitu BA.2.75 yang disebut Centaurus.