MAWAKA.ID | Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemungkinan mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis pertalite dan solar pekan depan.
"Mungkin minggu depan presiden akan mengumumkan mengenai apa dan bagaimana mengenai kenaikan harga ini," ujar Luhut dalam kuliah umum di Universitas Hasanudin.
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
Luhut mengatakan alasan utama Jokowi menaikkan harga BBM adalah beban subsidi energi bagi APBN yang melonjak jadi Rp502,4 triliun di 2022 akibat kenaikan harga minyak dunia belakangan ini.
Lonjakan itu cukup tajam. Pasalnya, saat menyusun APBN pada tahun lalu, pemerintah hanya mematok anggaran subsidi sekitar Rp170 triliun.
Lonjakan subsidi tersebut terjadi akibat asumsi harga minyak awalnya hanya US$63-US$64 per barel melesat jadi US$100 per barel.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
"Jadi presiden sudah mengindikasikan, tidak mungkin kita pertahankan demikian, karena harga BBM kita termurah sekawasan dan itu beban untuk APBN," jelasnya.
Sebelumnya, Jokowi menyebutkan dengan harga minyak saat ini, harga keekonomian pertalite seharusnya mencapai Rp17.100 per liter. Tapi karena disubsidi pemerintah, Indonesia masih menjual harga BBM itu di Rp7.650 per liter.
Begitu juga solar. Harga keekonomian BBM itu kata Jokowi saat ini Rp19 ribu per liter. Namun di SPBU Pertamina, solar masih dijual Rp5.150 per liter.
Padahal katanya, negara lain di dunia sudah menaikkan harga pertalite menjadi Rp17 ribu per liter dan bahkan ada yang Rp31 ribu per liter.
Ia menambahkan pertamax pun saat ini harganya disubsidi sehingga hanya dijual Rp12.500 per liter, karena harga keekonomiannya sebetulnya Rp17.300 per liter.
Jokowi menyebutkan faktor utama yang membuat pemerintah masih menahan harga BBM di tengah kenaikan harga minyak dunia, yakni dampaknya ke inflasi.
"Ini ada hitungan risiko. Kalau itu kita biarkan sesuai dengan harga pasar dan keekonomian, inflasi kita juga bisa meledak," ujarnya dalam wawancara eksklusif bersama CNBCIndonesia. [jat]