MAWAKA.ID | Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia tidak antimerek asing. Malah pemerintah membuka pintu bagi negara lain untuk berinvestasi di Indonesia.
Hal terpenting, menurut Erick, masuknya produk atau investasi asing ke Tanah Air memberikan manfaat terhadap masyarakat serta perekonomian Indonesia.
Baca Juga:
Menpora Dito Ungkap Patrick Kluivert Antusias Bawa Prestasi Sepakbola Indonesia ke Pentas Dunia
"Kita tidak antimerek asing, kita tidak anti-berkolaborasi dengan banyak negara, Jepang, Spanyol, Ukraina ataupun para sahabat dari Malaysia. Tetapi Indonesia ketika menjadi pusat pertumbuhan yang pertanyaannya apa yang didapatkan juga untuk bangsa Indonesia dan rakyat Indonesia. Memang terlepas dari dinamika pertumbuhan ekonomi yang sangat bagus," katanya di Indonesia Retail Summit, Jakarta, pada Senin (15/8/2022).
Erick pun bilang, pemerintah juga tidak anti terhadap para pelaku usaha yang besar-besar. Namun menurut dia, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) perlu juga didorong untuk berkembang.
"Kita tidak anti yang besar, sama ketika saya instrospeksi mengenai BUMN yang dianggap menara gading. Sinergitas BUMN justru menjadi kuku yang tajam mematikan para pengusaha. Di situlah saya bongkar bagaimana BUMN harus membangun ekosistem yang win-win yang saling menang dengan para pengusaha swasta, terutama pengusaha kecil dengan menengah dan juga para negara sahabat," papar Erick.
Baca Juga:
Indonesia Gandeng Qatar untuk Pembangunan 1 Juta Rumah, Fokus di Perkotaan
Oleh karena itu, mantan Presiden Klub Sepak Bola Inter Milan ini sejak awal selalu mengetuk atau mendorong tidak hanya pimpinan BUMN, tetapi juga para pengusaha untuk membantu UMKM berkembang serta menciptakan lapangan kerja baru.
Di mana bonus demografi Indonesia, angkatan masa kerja di bawah usia 35 tahun pada momen itu sebesar 55 persen.
"Tetapi, dengan apa? Kita juga BUMN memberi percontohannya dulu, di mana BUMN terus mendukung yang namanya UMKM tidak hanya di pendanaan tetapi pendampingan. Tentu perlunya akses pasar. Yentu yang lebih penting para sahabat pengusaha baik di ritel ataupun di Kadin. Kita mencoba berkolaborasi dan bukti-buktinya sudah ada ketika kita sama-sama mau mendorong saat Covid-19," tutur Erick. [jat]