WahanaNews-Martabat | Proyek Jaringan Irigasi D.I Hariara Silaban, Desa Siborongborong II, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, yang dikerjakan oleh CV Sitopak, anggaran Rp1 Miliar, untuk sementara diminta dihentikan oleh Warga Dusun I Desa Siborongborong II.
Menurut warga dusun 1 Hariara, proyek yang berlokasi di dusun 2 diduga bermasalah.
Baca Juga:
Pasar Inpres Senen Blok VI Segera Dibangun
Kepada wartawan, di Desa Siborongborong II, Rabu (3/8/2023), Ketua BPD Jujur Mantab Lumbantoruan, dan 30 puluhan warga, penggunan air irigasi Hariara Silaban meminta CV Sitopak menjelaskan, karena pengerjaan proyek tersebut terkesan mencari volume pekerjaan pada tempat-tempat yang mudah dikerjakan.
Saluran yang dikerjakan atau direhab secara fisik konstruksinya merugikan pengguna irigasi Dusun I dan menutup sumber air irigasi milik pengguna Dusun I, dan menggabungkan ke irigasi Bahal Dulang milik pengguna warga Dusun II.
Diawal perkerjaan sudah diingatkan pembangunan DI Irigasi Hariara Silaban adalah milik Dusun I, sedangkan nama irigasi yang dipermasalahkan yang ikut terbangun Irigasi Bahal Dulang.
Baca Juga:
Proyek Saluran Pulomas Utara Disorot, Abdul Rauf Gaffar Terancam Dilaporkan ke APH
Proyek Irigasi yang dikerjakan CV. Sitopak. (foto/Tohap)
Menurut Jujur M. Lumbantoruan pengguna Air Irigasi, selaku ketua BPD Desa Siborongborong II mengetahui hasil musrembang di desa dan memutuskan di RPJM, bahwa pembangunan irigasi Hariara Silaban untuk Dusun I bersumber dari APBD, untuk pembangunan irigasi Silaban Bahal Dulang bersumber dari Dana Desa (DD).
Jujur menambahkan, sebenarnya ada beberapa titik yang masih perlu diperbesar dan bahkan sebagian sudah ambruk serta masih berbentuk saluran tanah, namun justru diabaikan dan tidak menjadi prioritas.
“Yang dikerjakan malah pada tempat dimana bukan Irigasi Hariara Silaban milik pengguna irigasi Dusun I, yang seharusnya dibangun milik dusun I, melainkan digabungkan sumber air irigasi Hariara Silaban ke irigasi sumber air Bahal Dulang jadi parit irigasi Hariara Silaban ditutup oleh rekanan CV Sitopak,” terang Jujur.
Jujur dan warga pengguna Dusun I menganggap perencanaan dan pelaksanaan proyek ini sangat tidak konstruktif dan malah merugikan masyarakat yang terdampak kedepan.
Karena menurut mereka, saat hujan debit air naik, irigasi mereka terancam ambruk sampai meluap melewati bahu irigasi dan bila kemarau air tidak ada mengalir ke irigasi.
“Intinya pada pelaksanaan proyek ini hanya mencari tempat- tempat yang masih banyak material/ batu, dan pengerjaanya gampang, sementara ditempat yang menjadi sumber masalah selama ini tidak dikerjakan seperti dimensi saluran yang sangat kecil,” imbuhnya.
Sebelumnya, masyarakat terdampak dari awal pernah menyampaikan dan memberikan saran ke pihak pengawas PUTR Taput bermarga Lumbantoruan agar merubah dimensi saluran menjadi air Hariara Silaban dikerjakan, supaya sepadan dengan dimensi saluran yang ada di hulu dan sesuai hasil Musrembang.
“Proyek ini, dinilai hanya untuk menghabiskan dana, padahal tujuan proyek rehab saluran irigasi ini tujuannya agar dapat melayani masyarakat dengan baik, terutama masyarakat tani, bukan malah merusak fasilitas sumber air Hariara Silaban milik pengguna Dusun I,” kata Jujur.
Disisi lain pengerjaan proyek ini mengabaikan hasil Musrembang Desa Siborongborong Dua, tidak menurut hasil musrembang Desa.
“Kami dari dusun I, akan turun bersama masyarakat menghentikan kegiatan proyek ini jika tidak segera d hentikan dan mencari solusinya. Mengapa sumber air irigasi Hariara Silaban digabungkan ke irigasi Bahal Dulang,” pungkasnya. [alpredo]