Martabat Net I PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) ditegur keras oleh Presiden Joko Widodo.
Jokowi kesal karena banyak investasi ke dua perusahaan tersebut terkendala.
Baca Juga:
Transformasi Digital PLN 123 Diakui Dunia, Sabet 8 Gold Award di Asia Pasifik
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, poin-poin arahan yang disampaikan Jokowi sudah tepat dan menjadi catatan bagi PLN dan Pertamina untuk menindaklanjuti. Mengingat catatan-catatan tersebut sangat penting terhadap keberlanjutan investasi yang dilakukan.
"Apa yang disampaikan Presiden dengan begitu gamblang dan terbuka kepada masyarakat, menandakan adanya keterbukaan yang dibangun oleh pemerintah saat ini," kata Mamit di Jakarta, Senin (22/11/2021).
Terkait pandangan sulitnya berinvestasi di BUMN, kemudahan berinvestasi bukan hanya berada di BUMN, tapi juga terkait dengan Kementerian Investasi/BKPM dalam memperlancar dan mempermudah masuknya investasi.
Baca Juga:
Srikandi PLN UID Jawa Barat Ajak Anak Disabilitas Nikmati Alam Tahura, Tebarkan Energi Kebahagiaan
Menurutnya, PLN dan Pertamina sudah sangat terbuka untuk mencari partner investor bagi proyek yang sedang berjalan. Sehingga tidak akan memperlambat jika semua syarat sudah terpenuhi.
"Untuk mencari partner itu bukan hal yang mudah. Butuh penilaian sesuai dengan standar Good Corporate Governance (GCG) dan juga kebutuhan. Investor harus memastikan bahwa mereka mempunyai dana dan juga kapasitas dalam bermitra," jelas Mamit.
Jokowi pun menyinggung pembangunan Kilang Tuban dalam arahan tersebut yang kemajuannya masih lambat. Mamit menilai, proyek ini membutuhkan lahan yang cukup besar sehingga masih terkendala dengan pembebasan lahan. (tum)