WahanaNews-Martabat, Tarutung - Forbonansa atau Forum Bonanipinasa Indonesia berdiri di Tapanuli Utara, forum independen yang didedikasikan untuk menjadi wadah bertumbuh dan berkembang pemuda pemudi berbakat dari berbagai latar belakang aktivitas, universitas maupun gerakan kepemudaan budaya Batak Toba dari seluruh wilayah di Indonesia.
Ketua Umum Forum Bonanipinasa Indonesia Tongam Manalu mengatakan, pemuda Batak Indonesia adalah kekuatan utama dalam membangun masa depan budaya Dalihan Natolu "Manat mardongantubu, elek marboru, somba marhulahula” yang lebih baik untuk suku Batak khususnya bangsa Indonesia umumnya.
Baca Juga:
Guru Seni Budaya Diduga Lakukan Pelecehkan Kepada 11 Siswi SMKN 56 Jakarta
“Bercita-cita membangun kerakter suku Batak dengan semangat kontribusi bersama, bangga menjadi rumah bagi pemuda pemudi Batak, untuk menciptakan perubahan positif di dalam masyarakat adat Batak khusunya,” kata Tongam, Sabtu (7/10/2023).
Tongam Manalu didampingi tokoh Pemuda Edy Jhan Tony Pakpahan, mengatakan keinginan eningkatkan kompetensi kepemimpinan dan pendidikan karakter bagi banyak anak muda Forum bonanipinasa Indonesia.
“Kami menyadari pentingnya persiapan pemimpin masa depan yang berkualitas dan berintegritas, oleh karena itu kami menyediakan berbagai program dan pengembangan kepemimpinan yang inovatif serta berorientasi pada praktik,”
Baca Juga:
Peringati Hari Pariwisata Dunia, Sudin Parekraf Jakarta Pusat Promosi Destinasi Wisata
Forum Bonanipinasa Indonesia juga menjadi wadah berjejaring yang memungkinkan anggotanya untuk saling berinteraksi, berkolaborasi dan bertukar pengalaman.
‘Kami percaya bahwa dengan membangun jaringan yang kuat, kami dapat menciptakan kebermanfaatan yang lebih besar bagi masyarakat. Bergabunglah dengan Forum Bonanipinasa Indonesia Batak muda dan jadilah bagian dari gerakan pemuda Batak yang berbudaya adat Batak dan berdampak nyata,” kata Tongam.
Tongam Manalu juga menyampaikan, dalam waktu dekat ini forum ini akan mengadakan seminar didukung para pemuda pemudi dan mahasiswa bona pasogit untuk melakukan pelatihan betapa pentingnya mengembangkan budaya-budaya leluhur yang hampir terkikis budaya luar.
Antara lain melatih para generasi muda menjadi raja parhata (raja adat) dalam hal acara pernikahan, ulaon saor matua, sarimatua, andung, pencaksilat dan lain sebagainya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]