WahanaNews-Martabat | Pernyataan SARA diposting sebuah akun bernama Budi Santoso untuk menanggapi cuitan Gibran sebelumnya.
Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo menanggapi tudingan beraroma SARA yang dilontarkan warganet melalui Twitter. Pada satu cuitan, Gibran dituding sebagai seorang keturunan PKI Solo yang menganut ideologi 'Pancacina'.
Baca Juga:
Mata Pelajaran AI dan Aoding, Disebut Mendikdasmen Bakal Diajarkan Mulai Kelas 4 SD
"Halo turunan PKI Solo," sapa Budi sembari membalas cuitan Gibran dengan menguraikan lima poin ideologi yang dinamakannya sebagai Pancacina, seperti melansir dari CNNIdonesia, Senin (1/5/2023).
Gibran pun meradang dan menyebut serangan itu tak lagi efektif dalam Pemilu mendatang.
Menurut Gibran serangan berbau SARA melalui media sosial merupakan jurus lama yang sudah digunakan pihak lain pada dua periode pemilihan presiden sebelumnya, yakni 2014 dan 2019.
Baca Juga:
Gibran Terima Keluhan Publik, Hadirkan Posko Pengaduan dan Nomor WA Khusus
Namun hasilnya, ayah Gibran, yaitu Joko Widodo tetap memenangkan pemilihan sehingga menjadi presiden dalam dua periode.
"Bilang ke korlap lu. Serangan-serangan seperti ini sudah kalian lakukan di 2014 dan 2019. Sudah terbukti 2 kali kalah dan masyarakat tidak simpatik," cuit Gibran.
Gibran pun merasa heran jika serangan seperti ini akan kembali digunakan pada Pemilihan Umum tahun depan.
"Masa mau lu ulangi lagi pola seperti ini di 2024?" tulis Gibran.
Pada 2019 lalu, Presiden Joko Widodo(Jokowi) menyatakan bakal mulai terus membantah isu yang menyebut bahwa dirinya adalah anggota ataupun keturunan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) saat bertemu dengan masyarakat. Jokowi mengaku selama empat tahun ini dirinya selalu diam dengan isu tersebut.
"Jelang [tahun] politik, isinya yang namanya media sosial kita lihat fitnah, hoaks, kabar bohong. Coba bapak ibu buka saja di medsos, presiden Jokowi itu PKI, iya. Saya empat tahun digitukan diam saja, sekarang saya mau ngomong. Boleh kan?" kata Jokowi saat penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat, di Gedung Serbaguna Cendrawasih, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (9/1).
Jokowi merasa heran dirinya dituduh bagian dari PKI. Padahal, kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu PKI telah dibubarkan sekitar tahun 1965-1966, sementara dirinya lahir tahun 1961. Menurut dia, tak masuk akal bila diusianya yang baru 4 tahun sudah mengenal PKI.
"Masa Pak Jokowi PKI. PKI itu dibubarkan tahun 1965-1966. Saya lahir tahun 1961. Berati umur saya baru 4 tahun, ada PKI balita?" ujarnya.
[alpredo]