Forjasida.id | Pemilik lahan di Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara, melakukan blokade jalan pada Jumat (22/10/2021).
Akibatnya, PT Brantas Abipraya selaku kontraktor pembangunan Waduk Krueng Keureuto itu tidak bisa mengambil material tanah dan pengerjaan proyek terhenti sementara.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Blokade jalan itu sebagai bentuk protes, karena belum selesai proses ganti rugi lahan.
Dengan demikian, pengambilan tanah untuk pengerjaan waduk terbesar di Aceh itu dihentikan sementara.
Kepala Desa Blang Pante, Marzuki Abdullah, menyebutkan, pemilik lahan mendukung pembangunan waduk yang diresmikan Presiden Joko Widodo itu.
Baca Juga:
Pertemuan Hangat Presiden Prabowo dan Presiden ke-7 RI di Kota Surakarta
Bahkan, nama waduk itu pun populer dengan sebutan masyarakat lokal dengan nama Waduk Jokowi.
“Namun soal tanah, itu harus diganti rugi dulu. Tanah itu harta masyarakat, jadi harus diizinkan dan diganti rugi secepatnya,” kata Marzuki.
Dia menyebutkan, pemerintah desa sudah berkali-kali menyurati Balai Sungai Wilayah Sumatera 1 untuk proses pembayaran lahan warga.