Forjasida.id | Dalam setiap pengerjaan konstruksi, termasuk pembangunan jalan tol, sering terjadi beragam hambatan yang membuat proses konstruksi tak mencapai target.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut termasuk penerapan teknologi konstruksi.
Baca Juga:
Tinjau Tol Solo - Yogyakarta, Menteri Dody: Segmen Klaten - Prambanan Dibuka Fungsional Mendukung Kelancaran Nataru 2025
Kehadiran teknologi tentu diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat proses konstruksi di lapangan.
Salah satunya penerapan teknologi pada proses konstruksi jalan tol di Indonesia adalah teknologi Vacuum Consolidation Method (VCM).
Meskipun merupakan terobosan baru dalam konstruksi jalan tol di Indonesia, teknologi VCM berhasil diterapkan dalam pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Palembang-Indralaya.
Baca Juga:
Perhatikan Aspek Keselamatan Pengendara, Pembangunan Jalan Tol Ciawi-Sukabumi Terus Dilanjutkan
Seperti dikutip dari laman Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementrian PUPR, teknologi VCM juga merupakan perangkat teknologi yang ramah lingkungan.
Diklaim ramah lingkungan, karena dapat meminimalisasi penggunaan sumber daya dan alat berat di lapangan.
Teknologi VCM memiliki manfaat dalam mengurangi kadar air maupun kadar udara dalam tanah, terutama bila lokasi pembangunan jalan tol berada di atas tanah rawa.
Biasanya ini merupakan medan yang berat untuk dikerjakan sehingga memerlukan metode konstruksi khusus.
Hadirnya teknologi VCM juga sekaligus digunakan untuk mempercepat penurunan dan meningkatkan daya dukung tanah asli yang lunak.
Cara kerja teknologi ini adalah dengan melakukan pemompaan vakum pada tanah.
Cara ini dimaksudkan untuk mengurangi kadar air maupun kadar udara pada butiran tanah.
Kelebihan teknologi ini ialah memiliki gangguan yang rendah terhadap kegiatan pekerjaan lainnya.
Sehingga dengan penerapan teknologi VCM, para pekeraja dapat melakukan overlap dengan pekerjaan lain sehingga jadwal konstruksi secara keseluruhan dapat dipersingkat. [dny]