Forjasida.id | PT Brantas Abipraya (Persero) mempercepat pembangunan Bendungan Keureuto yang termasuk dalam salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Progres fisik bendungan yang berada di Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara tersebut ditargetkan selesai tahun depan, BUMN Karya ini pun optimis dapat merampungkan bendungan ini tahun depan.
Baca Juga:
Tingkatkan Daya Saing, Kementerian PU Gelar Konstruksi Indonesia 2024 di ICE BSD
Komisaris Utama Brantas Abipraya Haryadi dan Direktur Operasi I Brantas Abipraya Muhammad Toha Fauzi memastikan pengerjaan bendungan ini berjalan dengan baik dan lancar dengan melakukan kunjungan kerja ke lokasi proyek.
“Kualitas sudah baik, kami akan fokus untuk akselerasi penyelesaian proyek. Nantinya bendungan ini menjadi solusi banjir di Aceh Utara sekitar dan Brantas Abipraya optimis proyek ini akan selesai tahun depan. Hal ini dikarenakan bendungan ini memiliki fungsi utama untuk menampung air dari Sungai Krueng Keureuto,” ujar Toha.
Ditambahkan Toha, Bendungan Keureuto berkapasitas tampung 215,94 juta per meter kubik serta memiliki tampungan khusus banjir sekitar 30,39 juta meter kubik. Sehingga bendungan ini mampu mengurangi debit banjir sampai dengan periode ulang 50 tahun di kawasan Aceh Utara.
Baca Juga:
Konstruksi Indonesia 2024: Siap Hadapi Tantangan dan Beradaptasi Terhadap Perkembangan Industri Konstruksi di Indonesia
Bendungan Keureuto juga akan difungsikan untuk menyediakan air irigasi yang mampu mengairi lahan seluas 9.420 hektar. Sehingga dapat dipastikan kebutuhan air bagi masyarakat di sekitar Bendungan Keureuto dapat terpenuhi. Bukannya tanpa alasan, bendungan ini akan menyediakan air baku dengan kapasitas 0,5 meter kubik per detik.
Brantas Abipraya yang merupakan champion dalam pembangunan infrastruktur air khususnya bendungan ini juga membangun beberapa fasilitas yang menjadi nilai tambah Bendungan Keureuto.
Bendungan yang bakal menjadi bendungan terbesar di Sumatera ini nantinya juga dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 6,34 MW.