Forjasida.id | PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) pabrik Cilacap yang merupakan unit usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) meraih penghargaan ASEAN Energy Awards (AEA) 2022 sebagai 2nd Runner Up, subkategori Large Industries, kategori Energy Management in Buildings and Industries.
Pengumuman pemenang dan penyerahan penghargaan dilaksanakan secara virtual pada rangkaian kegiatan 40th ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM) and ASEAN Energy Business Forum di Kamboja, Kamis (15/9).
Baca Juga:
Indonesia Dorong Percepatan Aksesi OECD dan Integrasi Ekonomi ASEAN untuk Pertumbuhan Inklusif dan Berkelanjutan
Keberhasilan dalam memperoleh penghargaan ini tidak lepas dari inisiatif SBI Pabrik Cilacap dalam menerapkan program konservasi energi berstandar ISO 50001:2018 yakni standar untuk mengelola kinerja energi termasuk efisiensi dan konsumsi energi, menggunakan model Sistem Manajemen dengan pendekatan siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action) untuk perbaikan berkelanjutan.
Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni mengatakan bahwa penghargaan yang diraih merupakan buah dari komitmen perusahaan dalam menerapkan efisiensi dan konservasi energi pada proses produksi yang diimplementasikan di Pabrik Cilacap.
Penghargaan ini juga menjadi bukti bahwa upaya efisiensi dan konservasi energi yang dilakukan SIG sudah sesuai dengan kaidah-kaidah pelestarian lingkungan berstandar internasional.
Baca Juga:
Wujudkan Kemandirian dan Inovasi, Kemenperin Pacu Industri Bikin Mesin Produksi
Dalam proses produksinya, SIG memanfaatkan sampah perkotaan di fasilitas yang berada di Tritih Lor Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap sebagai bahan bakar alternatif (RDF) dalam pembuatan semen di pabrik SBI di Cilacap.
Teknologi Refuse-Derived Fuel (RDF) adalah upaya pengelolaan sampah berkelanjutan yang mampu mengubah sampah menjadi energi alternatif terbarukan dan dapat mengurangi emisi CO2.
Menurutnya, fasilitas pemanfaatan sampah perkotaan (Municipal Solid Waste/MSW) menjadi RDF ini mampu mengelola limbah sampah domestik sebesar 160 ton per hari, yang dapat menghasilkan 70 ton RDF. Sedangkan RDF akan mampu menggantikan penggunaan batu bara hingga 5-6%.