Forjasida.id | Bendungan Mbay merupakan 1 dari 11 bendungan baru proyek strategis nasional (PSN) yang rencananya dibangun pada 2021-2027 sesuai Perpres Nomor 109 Tahun 2020.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibanding daerah lain. “Pembangunan bendungan juga harus diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena air-nya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani.
Selain pemanfaatan layanan irigasi, bendungan juga diharapkan melayani kebutuhan air domestik masyarakat melalui pembangunan jaringan air baku dan IPA,” kata Menteri Basuki.
Bendungan ini memiliki volume tampungan total 51,74 juta m3 dengan luas genangan 499,44 ha. Konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 48 m, lebar 12m dan panjang 436 m. Bendungan ini didesain dengan tipe zonal dengan inti tegak.
Baca Juga:
Ketum Bhayangkari Juliati Sigit Prabowo, Salurkan Bantuan Untuk Pengungsi Erupsi Lewotobi
Pembangunan Bendungan Mbay terbagi menjadi 2 paket. Progres fisik paket I 2,21% dan paket II 0,83%. Paket I dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk - Bumi Indah KSO dan Paket II PT Brantas Abipraya. Supervisi dikerjakan oleh PT Indra Karya - Rancang Semesta - Sabana (KSO).
Bendungan yang dikerjakan pada 2021-2024 ini dibangun denan anggaran Rp1,915 triliun. Nantinya bendungan ini akan menghasilkan air baku 0,21 m3/detik dan memberikan manfaat irigasi terhadap 5.899 ha lahan pertanian.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) NTT II Agus Sosiawan mengatakan pembangunan bendungan Mbay telah melalui proses yang panjang.