Lebih lanjut, Menteri Basuki yang juga menjabat Ketua Harian Dewan Sumber Daya Air Nasional mendorong kepada Dewan Sumber Daya Air Nasional untuk mengambil kesimpulan dari webinar sebagai bahan rekomendasi untuk action plan seluruh stakeholder dalam rangka melestarikan air tanah.
Pengelolaan sumber daya air tidak dapat dilakukan oleh satu sektor saja. Kolaborasi antar pemangku kepentingan baik masyarakat, pemerintah, pengusaha, akademisi, peneliti, maupun organisasi profesi bidang air sangat penting dalam rangka memberikan solusi nyata bagi setiap permasalahan air tanah di Indonesia, demi keberlanjutan air tanah yang baik di masa depan.
Baca Juga:
Menteri PUPR: Pembangunan Kartasura-Klaten Tuntas Akhir Agustus 2024
"Menurut catatan saya ada tiga yang perlu difokuskan, pertama yang berhubungan dengan konservasi daerah imbuhan, kedua berkaitsn dengan save yield untuk polecy dan implementasinya, dan ketiga eksplorasi air tanah itu di mana dapat dilakukan," tutur Menteri Basuki.
Webinar nasional merupakan bagian dari peringatan Hari Air Dunia ke-30 Tahun 2022 dengan tema 'Groundwater: Making the Invisible Visible' yang diperingati setiap tanggal 22 Maret.
Menengok tema Hari Air Dunia tahun ini, Menteri Basuki mengingatkan agar berhati-hati dalam membuat sumur resapan untuk menjaga kualitas air tanah.
Baca Juga:
PUPR Raih Opini Wajar Tanpa Pengecualian pada Laporan Keuangan Tahun 2023
Dalam membangun sumur resapan juga harus memperhatikan water table atau batas muka air tanah agar air yang terserap dari permukaan justru tidak mencemari air tanah.
"Saya juga ingin mengangkat tema khusus air tanah pada Wold Water Forum di Bali tahun 2024 nanti, karena kalau di luar negeri pemanfaatan air tanah secara saintifik (scientific)," tutup Menteri Basuki. [JP]