Forjasida.id | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama High-Level Experts and Leaders Panel (HELP) menyelenggarakan The 20th Meeting of The HELP on Water and Disasters, Kamis (10/11/22) di Conrad Hotel, Bali.
Pertemuan ini dihadiri oleh para ahli dan pengambil keputusan di bidang air dan kebencanaan dari berbagai negara untuk mendiskusikan mengenai isu-isu terkini seputar bencana terkait air.
Baca Juga:
Tingkatkan Daya Saing, Kementerian PU Gelar Konstruksi Indonesia 2024 di ICE BSD
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, sesuai dengan topik global mengenai dampak Pasca Pandemi Covid-19, perubahan iklim dan bencana terkait air, para ahli, insinyur, dan pengambil kebijakan harus berkolaborasi untuk mencari penyelesaian masalah tersebut.
“Dalam hal ini, HELP telah menyiapkan topik-topik penting yang berkaitan dengan air dan bencana, pembiayaan sektor air, tata kelola, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Indonesia sebagai tuan rumah dari pertemuan ini juga akan memberikan masukan dan berbagi pengalaman kepada kita semua,” terang Menteri Basuki.
Menteri Basuki turut berbagi pengalaman Indonesia melalui Kementerian PUPR yang telah melakukan berbagai upaya untuk menangani fenomena baru kondisi hidrologis, pemulihan dari pandemi COVID-19, serta mitigasi dampak perubahan iklim dalam skema terpadu untuk meningkatkan perekonomian.
Baca Juga:
Konstruksi Indonesia 2024, Menteri Dody Tekankan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Dalam kondisi hidrologi baru, Indonesia memiliki curah hujan tinggi yang sulit diprediksi dan intensitasnya ekstrim. Selain itu, banyak terjadi siklon tropis yang berdampak langsung pada kondisi cuaca sehingga menyebabkan banjir besar dan tanah longsor di Indonesia. Ditambah lagi, tren La Nina mengakibatkan tahun-tahun basah yang panjang, dan cuaca ekstrim selama musim kemarau.
“Upaya dari Kementerian PUPR untuk memulihkan dan mengelola bencana terkait air yang berulang ini antara lain dengan meningkatkan pasokan air bersih dan meningkatkan sistem sanitasi di kota-kota besar, kemudian melakukan rehabilitasi dan pengembangan irigasi baru untuk mengamankan produksi pangan,” ujar Menteri Basuki.
Selain itu, Kementerian PUPR merevitalisasi dan pemeliharaan bendungan serta bersama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan penyesuain sistem operasi bendungan untuk memungkinkan strategi pelepasan dini. Hal ini bertujuan untuk mengamankan lebih banyak kapasitas untuk menyimpan curah hujan yang berlebihan dan menyerap debit puncak aliran.