Forjasida.id | Tidak banyak arsitek di dunia yang berkesempatan membentuk wajah sebuah bangsa. Friedrich Silaban adalah salah seorang di antara mereka. Demikian sepotong kalimat yang mengawali “Pameran Friedrich Silaban, Arsitek 1912 -1984”.
Silaban adalah arsitek kenamaan Indonesia yang aktif berkarya sejak masa penjajahan Belanda hingga akhir dekade 1970. Karya-karya puncaknya kebanyakan dihasilkan pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, yang meliputi bangunan-bangunan institusi kenegaraan dan berbagai monumen publik di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia.
Baca Juga:
Friedrich Silaban, Arsitek Masjid Istiqlal yang Terlahir di Keluarga Pendeta
Salah satu karya monumentalnya adalah Masjid Istiqlal Jakarta. Itulah yang mendasari digelarnya pameran ini di Galeri Nasional, 8-24 November 2017 oleh Pusat Dokumentasi Arsitektur bekerja sama dengan arsitekturindonesia.org, dengan kurator Setiadi Sopandi dan Avianti Armand.
Menurut Sopandi, yang juga sebagai kurator Arsip F Silaban dan penulis buku biografi bertajuk “Friedrich Silaban”, pameran ini untuk mengenalkan kepada publik karya dan perjalanan hidup arsitek tersebut.
Didasarkan pada biografinya, narasi pameran ini dibagi dalam lima segmen. Yakni, “Menjadi Silaban” yang bercerita tentang kehidupan awal Silaban menjadi perancang bangunan tiga masa: akhir kolonial, awal kemerdekaan dan Orde Baru.
Baca Juga:
8 Arsitek Ternama Indonesia, Salah Satunya Friederich Silaban
Lalu, “Soekarno dan Silaban” tentang kedekatan sang arsitek dengan Soekarno, Presiden RI pertama, dan “Monumen” yang menampilkan karya-karya sang arsitek. Berikutnya “Istiqlal”, yang menampilkan peran dan perjalanan pembuatan masjid besar tersebut dalam dua dekade. Penutup adalah “Akhir”, yang menggambarkan suasana di jelang akhir kehidupan arsitek besar ini yang tidak semegah karya-karyanya.
Pameran ini menampilkan 243 obyek yang terdiri atas gambar-gambar asli dari belasan karyanya, foto-foto asli, aneka dokumen dan arsip asli sang arsitek.
“Pameran ini menegaskan banyaknya persinggungan antara berbagai tempat, peristiwa dan wacana di Indonesia dengan sosok F SIlaban, yang mungkin tidak kita sadari. Terutama dengan situasi terkini, kita bisa bercermin dari gagasan Silaban, dalam ikut membentuk wajah dan identitas Indonesia, tidak hanya urusan politik, namun juga dalam pembangunan kebudayaan melalui rancang bangun dan tata kota,” papar Sopandi. (JP)