Forjasida.id | Presiden Joko Widodo terus mendorong agar kerja sama di sektor infrastruktur antara ASEAN dengan Jepang terus berlanjut.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 ASEAN-Jepang secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/10).
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
"Dari data yang ada, setidaknya saat ini Jepang memiliki beberapa proyek yang sedang berjalan dengan nilai USD259 miliar di beberapa negara ASEAN termasuk Indonesia," kata Jokowi.
Jokowi yakin infrastruktur berpotensi menggerakkan roda perekonomian kawasan serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Infrastruktur dan konektivitas juga merupakan salah satu prioritas kerja sama konkret di bawah ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
"ASEAN-Jepang memiliki pengalaman kerja sama yang cukup panjang dalam pembangunan infrastruktur. Pemerintah Jepang telah lama terlibat mendukung implementasi Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC)," lanjutnya.
Jokowi menjelaskan pada 2023 Indonesia berencana untuk menyelenggarakan Forum Infrastruktur Indo-Pasifik. Dia pun yakin Jepang akan mendukung penyelenggaraan forum tersebut.
"Kemitraan dengan sektor swasta Jepang pun menjadi penting, khususnya dalam hal transfer ilmu dan teknologi, dan mobilisasi pembiayaan," bebernya.
Dia pun menegaskan bahwa negara ASEAN akan terus memperkuat pembangunan infrastruktur untuk memfasilitasi kebangkitan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan. Di saat yang sama, pembangunan infrastruktur di negara ASEAN juga bermanfaat bagi Jepang.
"Ini membuka peluang bagi relokasi industri manufaktur Jepang ke kawasan sekaligus diversifikasi rantai suplai globalnya ke negara ASEAN. Saya yakin dengan bekerja sama, kita akan dapat pulih dan bangkit bersama dari pandemi dan keterpurukan ekonomi," ungkapnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut pun yakin bahwa situasi pandemi yang terus membaik di kawasan akan memberikan dampak yang baik bagi pemulihan ekonomi di kawasan. Menurut perkiraan IMF, kawasan emerging and developing Asia akan tumbuh 7,2 persen pada 2021 dan 6,3 persen pada 2022.
"Momentum ini harus kita manfaatkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi bersama," tandasnya.
Turut mendampingi Jokowi dalam KTT tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar. [dny]