Forjasida.id | Direktur Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Madiun Yuwono Wiarco mengatakan, PPI Madium siap melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal sehingga dapat terserap oleh industri.
Hal itu dinilai Yuwono dimana pemerintah sedang gencar-gencarnya menggenjot infrastruktur moda transportasi berbasis kereta. Mulai dari LRT Jabodebek, MRT Fase 2, hingga Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Baca Juga:
Nyaris Tergilas Kereta, Ini Detik-detik Wanita Terjatuh ke Area KRL Stasiun Manggarai
Ia juga menegaskan bahwa Pemerintah, dalam hal ini Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), Kementerian Perhubungan berkomitmen menciptakan SDM yang berkualitas, profesional, dan modern di industri perkeretaapian dapat diwujudkan melalui PPI Madiun.
"Kami dari PPI Madiun memiliki visi menjadi pusat unggulan dan inovasi pendidikan dan pelatihan vokasi di bidang teknis perkeretaapian berbasis teknologi global pada tahun 2030," kata Yuwono dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/11/2021).
Selain itu, PPI Madiun juga telah menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan dan pelatihan vokasi yang berbasis kompensi dan mengikuti perkembangan teknologi perkeretaapian serta mengintegrasikan pembelajaran kepribadian yang prima, profesional, dan beretika.
Baca Juga:
Viral Turis AS Takjub Lihat KRL Jakarta, Singgung Stasiun New York yang Jorok
Pada kesempatan yang sama, Direktur Sarana Perkeretaapian Kemenhub, Djarot Tri Wardhono menjelaskan pihaknya, sebagai regulator bidang perkeretaapian memegang amanah untuk menata penyelenggaraan perkeretaapian nasional secara menyeluruh guna memastikan tujuan penyelenggaraan perkeretaapian sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
"Penyelenggaraan perkeretaapian secara umum telah dituangkan dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) Tahun 2030 yang memuat visi yaitu mewujudkan perkeretaapian yang berdaya saing, berintegrasi, berteknologi, bersinergi dengan industri, terjangkau, dan mampu menjawab tantangan perkembangan," katanya.
Djarot juga merinci bahwa pada RIPNAS juga telah dicanangkan beberapa target sampai dengan tahun 2030 yang diantaranya adalah share kereta api penumpang sebesar 11-13% dan kereta api barang sebesar 15-17%; terbangunnya jalur ganda dan elektrifikasi untuk seluruh lintas utama di Pulau Jawa; terbangunnya jaringan kereta api Trans Sumatra; beroperasinya High Speed Train di Pulau Jawa; terwujudnya kereta api sebagai tulang punggung angkutan massal antar kota dan perkotaan; terwujudnya kereta api sebagai tulang punggung transportasi angkutan barang termasuk di Kalimantan, Sulawesi dan Papua.