"Monumen batu bata lumpur sangat mengesankan ukurannya, tetapi Nyuserra menghancurkannya untuk membangun kuil Dewa Mataharinya sendiri," dia menjelaskan.
Ya, kuil-kuil itu didedikasikan untuk memuja Dewa Matahari Ra. Raja kala itu mengukuhkan kekuasaan melalui kuil dan menampilkan dirinya sebagai putra Dewa Matahari di bumi.
Baca Juga:
Indonesia Konsisten Dukung Upaya Perdamaian dan Rekonstruksi Gaza di KTT Sharm El-Sheikh
Saat ini para arkeolog masih menganalisis artefak untuk mengetahui lebih banyak soal kehidupan saat kuil dibangun. Mereka juga ingin memastikan raja yang membangun kuil tersebut.
"Mempelajari tembikar, khususnya, memungkinkan mereka untuk mengetahui lebih banyak tentang bagaimana kehidupan orang-orang pada masa itu," kata Nuzzolo.
Termasuk, lanjut dia, makanan dan keyakinan orang-orang di masa tersebut.
Baca Juga:
Prabowo Saksikan Penandatanganan Perjanjian Perdamaian dan Penghentian Perang Gaza
Penemuan Nuzzolo dan tim ditayangkan dalam "Lost Treasures of Egypt" National Geographic. Penggalian merupakan misi bersama Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia dengan Universitas Naples L'Orientale. (JP)