Berkatnews.id | Kenaikan harga pangan yang kompak terjadi secara global telah mengakibatkan indeks sentimen konsumen beberapa negara turun. Adapun, sentimen konsumen merupakan indikator ekonomi yang mengukur seberapa optimis perasaan konsumen tentang keuangan dan keadaan ekonomi mereka.
Terbaru, ada Australia yang mengumumkan bahwa indeks sentimen konsumen telah turun selama delapan bulan berturut-turut untuk menyamai posisi terendah pandemi pada Juli. Indeks sentimen konsumen Westpac-Melbourne Institute turun 23% dari Juli tahun lalu di 83,8.
Baca Juga:
Indeks Utama Wall Street Sedikit Menurun Pada Akhir Perdagangan Pekan Ini
Kepala ekonom Westpac Bill Evans mencatat sentimen sekarang telah jatuh hampir 20% sejak Desember, jenis penurunan yang diperpanjang yang biasanya dikaitkan dengan guncangan atau resesi global.
Kesuraman sebagian mencerminkan keputusan Reserve Bank of Australia (RBA) pekan lalu untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin lagi menjadi 1,35%, memperingatkan bahwa lebih banyak akan diperlukan untuk menahan inflasi yang tidak terkendali.
"Tarif tunai telah meningkat pada kecepatan yang lebih cepat daripada yang kita lihat dalam siklus apa pun sejak 1994 dan ini jelas meresahkan bagi konsumen yang juga menghadapi kenaikan tajam dalam biaya hidup," kata Evans dikutip dari Reuters, Selasa (12/7).
Baca Juga:
Kemandirian Ekonomi Indonesia, Cita-cita yang Harus Diwujudkan
Kenaikan biaya pinjaman menambah tekanan dari harga bensin yang lebih tinggi, perumahan dan makanan, dan melihat ukuran keuangan keluarga Westpac dibandingkan dengan tahun lalu turun 2,8%.
Sebelumnya, Jerman pun memperkirakan indeks sentimen konsumennya bakal turun karena perang Ukraina dan terputusnya rantai pasokan mendorong harga energi dan pangan lebih jauh.
Institut GfK mengatakan indeks sentimen konsumennya, berdasarkan survei terhadap sekitar 2.000 warga Jerman, turun ke -27,4 poin menjelang Juli setelah membukukan pemulihan jangka pendek pada Juni dengan angka revisi -26,2 poin.