Berkatnews.id |Bank Indonesia menilai pandemi Covid-19 sudah berdampak signifikan terhadap budaya belanja masyarakat Indonesia yang beralih ke transaksi digital.
Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Fitria Irmi Triswati mengatakan terjadi penambahan jumlah digital consumer selama pandemi Covid-19 tahun lalu.
Baca Juga:
Capaian Kolaborasi Kendalikan Inflasi Pangan di Papua Barat Daya Tahun 2024, Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat Gelar Torang Locavore
“Ada 21 juta digital consumer baru sejak pandemi, ini merupakan bagian dari digitalisasi dalam inklusi ekonomi dan keuangan di Indonesia,” katanya saat acara Bincang Digitalisasi di Palembang, Kamis (9/6/2022).
Fitria membeberkan bahwa dari puluhan juta konsumen digital itu, 72 persen merupakan konsumen baru yang baru pertama kali mengakses dan bertransaksi secara nontunai.
Menurutnya, para konsumen baru itu tersebar di daerah, tak hanya kota besar.
Baca Juga:
Bank Indonesia Kaltim: Pembangunan IKN Berdampak Positif pada Perekonomian Daerah
“Saya meyakini salah satu daerah yang berkontribusi terhadap transaksi digital itu adalah konsumen di Sumatra Selatan (Sumsel),” katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Erwin Soeriadimadja, mengemukakan bahwa transaksi e-commerce di provinsi itu terus meningkat
“Transaksi e-commerce sudah menyentuh Rp2,31 triliun di Sumsel,” kata Erwin.
Menurut dia, dilihat dari jenis barangnya, terdapat tiga jenis barang dengan pangsa pasar tertinggi yang dibeli, yakni pakaian, kosmetik dan barang pribadi serta peralatan rumah tangga dan kantor.
Sementara itu, Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, Yunita Resmi Sari, menambahkan bahwa digitalisasi keuangan turut diterapkan UMKM di Tanah Air.
“Namun demikian UMKM masih memiliki tantangan, salah satunya terbatasnya akses pembiayaan dan kesiapan digital,” ujarnya.
Menurut Yunita, dari 64,2 juta UMKM di Indonesia baru 25,5 persen yang memanfaatkan loka pasar (marketplace) untuk pemasaran produknya. [jat]