Berkatnews.id | Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan pengawasan dan edukasi masyarakat pengguna pasar modal di Sulawesi Tenggara. OJK Sulawesi Tenggara ikut memantau jumlah pengguna pasar modal di Sulawesi Tenggara yang kini telah mencapai angka 14.635 pengguna.
Data OJK Sulawesi Tenggara, menjelang April 2021 jumlah pengguna pasar modal di Sulawesi Tenggara baru mencapai 8.670 orang. Peningkatan signifikan ini kuartal pertama 2022, memacu OJK lebih giat mengedukasi.
Baca Juga:
Menteri Keuangan Dorong Kolaborasi Kemenkeu-OJK untuk Memajukan Indonesia
Saat ini, OJK ikut berpartisipasi dan memantau langsung galeri investasi yang tersebar di sejumlah kampus di wilayah Sulawesi Tenggara.
Tercatat, ada 9 kampus negeri dan swasta yang memiliki galeri investasi tempat milenial belajar produk pasar modal yang ditawarkan 3 perusahaan pasar modal. Ketiganya yakni, MNC sekuritas, PT Phintraco Sekuritas, dan Indopremier Sekuritas.
Kabid Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sulawesi Tenggara, Maulana Yusup mengatakan, sesuai undang-undang OJK nomor 21 tahun 2011, salah satu fungsi utama OJK melindungi konsumen.
Baca Juga:
OJK Lampung Catat Penyaluran Kredit UMKM Kuartal III-2024 Meningkat 14,42%
"Bentuk perlindungan konsumen itu salah satunya diberikan dalam bentuk edukasi agar masyarakat bisa bijak menggunakan produk dan jasa keuangan maupun dalam berinvestasi," ujar Maulana.
Khusus untuk bidang pasar modal OJK bersinergi dengan Bursa Efek Indonesia perwakilan Sulawesi Tenggara dan perusahaan sekuritas yang ada di Kendari. Kerja sama ini dibangun tidak lain bentuk peran OJK mengedukasi generasi muda atau mahasiswa serta pelajar.
"Di Sultra telah terdapat 9 galeri investasi, dengan perkembangan ini, kami memgamati perlunya masyarakat mengetahui manfaat dan risiko dari pasar modal melalui edukasi," ujar Maulana Yusup.
Dia melanjutkan, perkembangan pasar saham juga terus menunjukan tren positif. Transaksi yang mencapai Rp448 miliar selama kuartal pertama 2022 menunjukkan minat masyarakat cukup tinggi.
Pada sisi lain, hal ini menunjukkan edukasi OJK dan stakeholder terkait menarik minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal sudah memperlihatkan keberhasilan.
"Salah satunya, berbagai kemudahan dalam berinvestasi di pasar modal menarik masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal seperti dengan modal 100 ribu orang bisa berinvestasi di pasar modal," dia mengatakan.
Maulana juga berpesan kepada masyarakat agar lebih berhati-hati ketika sudah melihat pasar modal sebagai alternatif pendanaan. Biasanya untuk akses permodalan, masyarakat mengandalkan perbankan.
Namun, saat ini bisa melalui pasar modal seperti produk securities crowdfunding, di mana UMKM yang membutuhkan dana bisa mendapatkan akses permodalan lewat pasar modal.
"Untuk perbedaan antar pasar modal dan Forex dan aplikasi sejenis, sangat jelas. Kalau pasar modal itu kewenangannya di OJK, sedangkan forex di Bapebti (Badan pengawas perdagangan dan komoditi)," jelasnya.
Dia menegaskan, masyarakat mesti memilah sebelum berinvestasi. Pihak OJK meminta, konsumen harus memastikan perusahaan yang menawarkan investasi pasar saham di Sulawesi Tenggara terdaftar pada otoritas berwenang. [jat]