Berkatnews.id | Keluhan ringan akibat Covid-19 varian Omicron bisa lho, diatasi dengan 'obat warung'.
Asal sesuai dosis, aturan, dan petunjuknya, kelompok obat bebas aman-aman saja untuk diminum.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Istilah 'obat warung' bagi kalangan awam merujuk pada kelompok obat bebas dan bebas terbatas, yang bisa dibeli tanpa resep dokter.
Obat ini bisa dibeli di apotek maupun toko obat, meski kadang-kadang ada juga di toko kelontong.
Kelompok obat bebas ditandai dengan lingkaran berwarna hijau, sedangkan obat bebas terbatas ditandai dengan lingkaran berhwarna biru.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Apa saja yang termasuk obat warung?
Guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof Dr Apt Zullies Ikawati menjelaskan ada beberapa jenis obat yang digunakan untuk mengatsi keluhan ringan sehari-hari yang termasuk golongan obat bebas.
1. Semua obat 'flu'
Obat-obat untuk mengatasi keluhan mirip flu seperti bersin, hidung meler dan tersumbat, serta batuk-batuk, mudah ditemukan di toko obat dan bahkan minimarket.
Asal digunakan sesuai aturan dan dosis yang dianjurkan, kelompok obat ini boleh diminum saat isoman Covid-19.
"Semua obat flu (common cold) adalah obat bebas terbatas yang bisa digunakan untuk mengatasi gejala Covid-19," terang Prof Zullies.
2. Obat batuk
Ada berbagai jenis obat batuk, seperti antitusif untuk meredakan batuk dan ekspektoran untuk mengencerkan dahak.
Meski cara kerjanya berbeda, orang awam mengenalnya sebagai golongan 'obat batuk'.
Jenisnya pun bermacam-macam, sebagian di antaranya termasuk kelompok obat bebas.
"Untuk obat mengatasi Covid-19 kita bisa lihat dari gejalanya. Omicron ini disebut-sebut lebih ringan mirip dengan flu. Ada batuk, pilek, jadi kalau batuk bisa pakai obat batuk," kata Prof Zullies.
3. Obat demam
Paracetamol atau parasetamol merupakan pereda demam dan nyeri yang cukup populer selama pandemi Covid-19.
Jenis obat ini juga banyak tersedia di warung-warung, dan aman dikonsumsi sesuai aturan.
Demam akibat KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) setelah vaksinasi juga bisa diatasi dengan obat ini.
5. Vitamin
Umumnya, vitamin merupakan golongan obat bebas. Pengecualian berlaku untuk vitamin dosis tinggi seperti Vitamin D di atas 1.000 IU (international Unit) dan juga vitamin dalam bentuk injeksi atau suntikan.
Saat isoman, vitamin membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Sebaiknya beli di apotek dan toko obat
Meski tersedia di warung-warung dan minimarket, obat bebas alias 'obat warung' sebaiknya dibeli di apotek atau toko obat.
Menurut Prof ullies, di tempat-tempat tersebut ada apoteker dan asisten apoteker yang lebih bisa menjelaskan informasi terkait pemakaian obat.
"Untuk aturannya, setiap obat pasti ada aturannya, biasanya digunakan jika ada gejala saja. Jadi gejalanya sudah habis ya sudah jangan dilanjutkan, karena sudah tidak dibutuhkan lagi," tambahnya.
Konsultasi ke dokter tetap lebih dianjurkan
Ingat, obat warung hanya membantu mengatasi gejala dan tidak menyembuhkan infeksi virus.
Jadi meskipun keluhan mereda, tetap lanjutkan isoman sesuai anjuran ya, agar tidak menularkan virus ke mana-mana.
Selain itu, ditegaskan pula bahwa hanya keluhan ringan yang bisa diatasi dengan obat warung.
Beberapa kondisi saat isoman berisiko mengalami perburukan dan tidak bisa diatasi hanya dengan obat warung, dan karenanya tetap disarankan untuk konsultasi ke dokter.
Praktisi kesehatan dari RS Meilia Cibubur dr Indra Kurniawan, SpPD menjelaskan ada 4 derajat keparahan Covid-19 yakni:
- Derajat 1 tanpa gejala
- Derajat 2 gejala ringan
- Derajat 3 gejala sedang
- Derajat 4 gejala berat
Jika pasien mengalami perburukan ke arah pneumonia seperti demam, batuk, sesak napas, atau saturasi oksigen di bawah 95 persen, maka pasien sudah masuk derajat gejala sedang.
Pada kondisi ini, tidak disarankan untuk bergantung pada obat warung saja.
"Apabila terjadi perburukan gejala, harus periksa ke dokter, jadi jangan ngotot. Walaupun sudah minum obat batuk, pilek, tapi gejalanya makin parah, jangan ngotot dong itu tidak bisa lagi ditangani sendiri," tegas dr Indra. [jat]