Berkatnews.id | Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) melihat peluang masih larisnya mobil-mobil baru di bawah Rp 500 juta, di tengah potensi perlambatan kinerja penyaluran pembiayaan akibat kenaikan harga BBM.
Direktur Sales & Distribusi Mandiri Tunas Finance (MTF) William Francis menjelaskan kemungkinan ini bersumber dari potensi pergeseran minat calon konsumen mobil tipe Medium MPV, dan kecenderungan mereka mulai menekan bujet pengeluaran bulanan.
Baca Juga:
Bikin Rontok Subsidi BBM, Ini Dampak Perang Iran Vs Israel ke RI
"Kami memprediksi calon nasabah yang mau ambil mobil di kisaran Rp 500 jutaan, mungkin akan pindah ke unit-unit dengan harga di bawah Rp 500 juta. Bukan cuma perkara bujet, tapi juga mempertimbangkan pengiritan konsumsi BBM," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Jumat (9/9/2022).
Oleh sebab itu, MTF pun terus mengantisipasi munculnya peluang pembiayaan mobil-mobil tipe menengah yang berpotensi jadi tempat berlabuh para konsumen tersebut.
Beruntung, selama ini segmen andalan MTF pun telah didominasi segmen ini. Oleh sebab itu, MTF masih belum menggeser target penyaluran pembiayaan mampu menyentuh Rp 24 triliun pada akhir tahun nanti.
Baca Juga:
Harga BBM Turun di Musim Mudik Lebaran, Ini Daftarnya
"MTF telah mengantisipasi kalau September 2022 ini akan ada koreksi penyaluran pembiayaan dibandingkan pencapaian Agustus 2022, karena faktor kenaikan BBM. Tapi karena kami memang fokus di segmen mobil di bawah Rp 500 juta, kalau terjadi koreksi pun, kami memproyeksi tidak akan banyak," tambahnya.
Optimisme MTF untuk mencapai target penyaluran pembiayaan tahunan pun seiring dengan realisasi pembiayaan sampai Agustus 2022 yang telah mencapai Rp 17,5 triliun, masih tumbuh 40,1 persen (year-on-year/yoy) ketimbang periode sama tahun senilai Rp 12,5 triliun.
Artinya, rata-rata penyaluran pembiayaan bulanan MTF telah mencapai Rp 2,18 triliun atau hampir pulih seperti periode normal sebelum pandemi Covid-19.
Sebagai perbandingan, penyaluran pembiayaan MTF sepanjang 2021 mencapai Rp 20,5 triliun atau rata-rata hanya di kisaran Rp 1,7 triliun per bulan. [jat]