Berkatnews.id | Beberapa negara di dunia mulai mencabut pembatasan Covid-19 untuk membendung varian Omicron.
Langkah ini dilakukan dengan klaim kasus yang sudah melalui puncak dan angka vaksinasi, termasuk booster, cukup tinggi.
Baca Juga:
Kerap Disangka Flu Ringan, Ini Tanda-tanda Omicron BA.4-BA.5
Kebanyakan dari negara-negara ini berada di Eropa. Pelonggaran, termasuk tak memakai masker di luar ruangan, aturan berkumpul hingga jam normal bagi beberapa sektor, bahkan sudah dilakukan sejak akhir Januari 2022 lalu.
Inggris, Irlandia, Belanda, Finlandia, Denmark, Prancis, Norwegia, Italia, dan Swedia merupakan negara-negara di Eropa yang melakukan pencabutan aturan pembatasan.
Namun pencabutan ini dilakukan saat lonjakan kasus infeksi Omicron sedang tinggi di masing-masing negara.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Minta Waspadai Kasus Omicron B1.4 dan BA.5 di Indonesia
Tidak hanya di Eropa, negara-negara di Asia juga berencana mengikuti 'tren' yang ada. Pelonggaran Covid-19 setidaknya dilakukan oleh dua tetangga RI, yakni Malaysia dan Filipina.
Di Malaysia, pemerintah akan menyiapkan skema kedatangan turis tanpa karantina mulai 1 Maret mendatang. Hal ini disampaikan langsung oleh Dewan Pemulihan Nasional (NRC) pada awal pekan ini.
Sementara itu, Filipina juga membuka pintu masuk untuk turis asing sejak Kamis. Ini adalah upaya menyelamatkan ekonomi, pariwisata dan industri setelah hampir dua tahun.
Pelancong asing dari 157 negara dengan pengaturan bebas visa dengan Filipina bisa masuk ke negeri itu. Namun mereka harus sepenuhnya divaksinasi Covid-19 dan dites negatif corona.
Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) meminta langkah-langkah pelonggaran harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati. Apalagi faktanya, di banyak negara, masih banyak individu yang belum mendapat vaksin dan menjadi rentan.
"Kami mendesak agar berhati-hati karena banyak negara belum melewati puncak Omicron. Banyak negara memiliki tingkat cakupan vaksinasi yang rendah dengan individu yang sangat rentan dalam populasi mereka," kata Pemimpin Teknis WHO Maria Van Kerkhove dalam briefing online, pekan lalu.
"Jadi sekarang bukan saatnya untuk melonggarkan semuanya sekaligus. Kami selalu mengimbau, selalu sangat berhati-hati, dalam menerapkan intervensi serta mencabut intervensi tersebut secara perlahan, selangkah demi selangkah. Karena virus ini cukup dinamis.". [jat]