Berkatnews.id | NATO tengah mempersiapkan kehadiran pasukan militer permanen di perbatasannya untuk menanggapi ancaman agresi Rusia di masa depan.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan hal itu dilakukan NATO sebagai "konsekuensi jangka panjang" atas tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin saat ini.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
"Apa yang kami lihat sekarang adalah kenyataan baru, sebuah normal baru bagi keamanan Eropa," kata Stoltenberg seperti dikutip dari Reuters, Minggu (10/4).
"Oleh karena itu, kami sekarang telah meminta komandan militer kami untuk memberikan opsi untuk apa yang kami sebut pengaturan ulang, adaptasi jangka panjang NATO," lanjutnya.
Stoltenberg mengatakan, NATO saat ini tengah mempertimbangkan pengaturan ulang yang akan menggeser peran pasukan di negara-negara anggota Eropa Timur dari tripwire menjadi pencegahan penuh, dalam kasus serangan Rusia.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Ia juga menyebutkan keputusan tentang pengaturan ulang itu akan ditetapkan pada pertemuan puncak negara-negara NATO yang akan diselenggarakan di Madrid pada Juni mendatang.
"Kami punya waktu sekarang sampai KTT untuk membuat keputusan jangka panjang," kata Stoltenberg.
"Ini adalah bagian dari pengaturan ulang yang harus kami lakukan, yaitu beralih dari pencegahan tripwire, yang merupakan konsep saat ini, ke sesuatu yang lebih ke arah pencegahan dengan penolakan atau pertahanan."
Diketahui, invasi Rusia ke Ukraina telah memicu krisis pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Invasi itu juga mendorong negara-negara Barat memikirkan kembali sejumlah kebijakan pertahanan mereka. [jat]