WahanaNews-Sport | Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta membeberkan kronologi kerusuhan usai pertarungan Arema FC vs Persebaya Surabaya yang menelan korban jiwa di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam.
Nico menjelaskan, biang kericuhan diduga dipicu rasa kekecewaan sejumlah suporter terhadap hasil kekalahan melawan Persebaya dengan skor 3-2.
Baca Juga:
Ingat Suporter Mengerang di Kanjuruhan, Panpel Arema FC Menangis
"Selama pertandingan tidak ada masalah. Masalah terjadi ketika usai pertandingan. Penonton kecewa melihat tim Arema FC kalah. Apalagi ini sebelumnya Arema FC tidak pernah di kandang sendiri melawan Persebaya dalam beberapa tahun terakhir," ujar Nico saat gelar rilis di Polres Malang pada Minggu (2/3/2022) dini hari.
Nico menambahkan, motif para suporter Arema FC turun ke lapangan juga dengan maksud berusaha mencari pemain dan official Arema FC.
"Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Arema FC)," tuturnya.
Baca Juga:
Sidang Kanjuruhan, Ahli: Gas Air Mata Tak Bisa Dideteksi di Jenazah
Tak ingin kejadian kerusuhan menjadi runyam, Nico menerangkan jika petugas pengamanan kemudian melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengalihan suapaya mereka tidak masuk ke lapangan.
Salah satunya dengan menembakkan gas air mata.
"Upaya-upaya pencegahan dilakukan hingga akhirnya dilakukan pelepasan gas air mata. Karena sudah nekat dan sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil," papar Nico.
Penumpukan suporter kemudian memicu berdesakan hingga membuat tragedi maut tersebut terjadi.
"Suporter keluar di satu titik. Kalau gak salah di pintu 10 atau pintu 12. Disaat proses penumpukan itu terjadi berdesakan sesak napas dan kekurangan oksigen. Tim gabungan sudah melakukan upaya penolongan dan evakuasi ke rumah sakit," kata Nico.
Peristiwa berdesakannya para suporter ditambah dengan adanya gas air mata harus dibayar mahal.
Insiden tersebut membuat 127 nyawa melayang, dan 2 korban tewas diantaranya anggota Polri.
"Dalam peristiwa tersebut 127 orang meninggal dunia. 2 di antaranya anggota Polri. Yang meninggal di stadion ada 34 sisanya di rumah sakit saat upaya proses penolongan. Selain itu, 180 orang masih dalam proses perawatan dilakukan upaya penyembuhan," ungkap Nico.
Nico menduga kuat salah satu penyebab jatuhnya korban lantaran kehabisan oksigen akibat berdesakan.
Sementara itu, kerusakan juga menyasar kendaraan yang ada di Stadion Kanjuruhan.
Paling banyak menyasar kendaraan dinas Polisi.
"Kendaraan yang rusak diserang berjumlah 13 mobil rusak. 10 diantaranya mobil dinas Polri. Sisanya mobil pribadi," ucap Nico.
Menurut Nico, dari 40 ribu penonton yang hadir, tidak semuanya anarkis dan kecewa.
"Hanya sebagian 3000-an yang turun ke lapangan sedangkan yang lain tetap di tribun stadion. Ini saya mau menyampaikan kalau semuanya taat mengikuti aturan maka kami akan melaksanakannya dengan baik," jelas Nico.
Nico juga menyakini tindakan yang dilakukan petugas termasuk penembakan gas air mata dilakukan karena adanya respon terhadap kelakuan suporter.
"Semua ini ada sebab akibatnya, kami akan menindaklanjuti dan sekali lagi kami mengucapkan belasungkawa kita akan melakukan langkah-langkah agar tidak terjadi tragedi lagi," tutupnya. [dny]