WahanaNews-Otomotif | Chief Financial Officer Volkswagen (VW) Arno Antlitz berpendapat tantangan sebenarnya dari transisi ke kendaraan listrik (EV) di Eropa adalah produksi dan rantai pasok baterai yang cukup untuk memberi daya pada kendaraan.
"Ini adalah tujuan yang menantang. Kami pikir itu bisa dilakukan. Topik yang paling menantang bukanlah meningkatkan pabrik mobil. Topik yang paling menantang adalah meningkatkan rantai pasokan baterai," kata Antlitz dikutip dari Antara, Minggu (3/7/2022).
Baca Juga:
PT Chery Sales Indonesia Tambah Kuota Harga Spesial Chery Omoda E5
Hal tersebut menyusul kesepakatan Uni Eropa untuk menghapus mobil bermesin pembakaran hanya dalam waktu 12 tahun demi memerangi perubahan iklim. Uni Eropa juga mengharuskan mobil baru yang dijual di blok tersebut untuk mengeluarkan nol CO2 mulai tahun 2035.
Kebijakan tersebut akan membuat perusahaan otomotif untuk tidak mungkin menjual mobil bermesin pembakaran internal (ICE).
Komisi Eropa pertama kali mengusulkan kebijakan tersebut pada musim panas lalu, yang bertujuan untuk memangkas emisi pemanasan planet dekade ini. Terdapat kemungkinan proposal itu akan menjadi undang-undang Uni Eropa.
Baca Juga:
Tingkatkan Daya Saing Industri Otomotif Nasional, Pemerintah Beri Sejumlah Insentif
VW telah mengatakan akan berhenti menjual mobil bermesin pembakaran di wilayah tersebut sesuai dengan tanggal target, namun, beberapa pembuat mobil yang tertinggal jauh dalam perlombaan untuk mengembangkan mobil listrik seperti Toyota, mungkin kesulitan untuk memenuhinya. Pembuat mobil Jepang menolak berkomentar lebih lanjut. [afs]