WahanaInfrastruktur.com | Guna Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum yang dikenal sebagai Program Citarum Harum, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan sejumlah infrastruktur pengendali banjir di Cekungan Bandung.
“Pengendalian banjir di Kawasan Bandung Selatan menjadi salah satu Program Citarum Harum yang memerlukan sinergitas antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Program ini telah disepakati dalam rencana aksi yang mengatur tanggung jawab masing-masing stakeholder,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Baca Juga:
Tingkatkan Daya Saing, Kementerian PU Gelar Konstruksi Indonesia 2024 di ICE BSD
Beberapa infrastruktur pengendali banjir yang telah dirampungkan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Ditjen Sumber Daya Air, di antaranya adalah Embung Gedebage, Kolam Retensi Cieunteung dan Kolam Retensi Andir.
Di samping berfungsi untuk mengurangi luapan Sungai Citarum di Cekungan Bandung, ketiga infrastruktur ini juga dimanfaatkan masyarakat sebagai destinasi wisata dan sarana olahraga.
Embung Gedebage dibangun sejak Juli 2017 hingga Desember 2018 di atas lahan seluas 7,2 ha dengan kapasitas tampung sebesar 270.000 m3. Embung ini bermanfaat sebagai tampungan air untuk musim kemarau dan penguatan kemampuan pengendalian banjir (13 desa, 332 KK, 32 hektar mengurangi banjir).
Baca Juga:
Konstruksi Indonesia 2024, Menteri Dody Tekankan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Di tengah embung dibangun masjid Al Jabbar sehingga seolah-olah seperti masjid terapung. Di sekitar embung juga ditanam berbagai tanaman sehingga embung ini juga bisa dimanfaatkan masyarakat untuk beribadah sekaligus sebagai sarana rekreasi.
Nina Indiastuti merupakan warga Kota Bandung yang menjadikan Embung Gedebage sebagai tujuan wisata bersama keluarga karena lokasinya yang dekat dari rumah. “Di sini adem dan bisa mancing gratis,” ujarnya
Selanjutnya, Kolam Retensi Cieunteung yang terletak di Baleendah juga dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana olahraga seperti memancing dan lari di jogging track sepanjang 1.357 meter.
Kolam retensi ini selesai dibangun pada 2018 dengan volume tampung 190.000 m3 yang mampu mereduksi banjir seluas 91 ha (sekitar 1250 bangunan/rumah).
Terakhir, Kolam Retensi Andir yang sudah dioperasikan pada akhir 2021 silam. Kolam retensi ini dibangun pada November 2020 - Desember 2021. Kolam ini memiliki volume tampung 164.200 m3 untuk menampung genangan banjir sebanyak kurang lebih 160.000 m3.
Kepala BBW Citarum Bastari mengatakan dalam pembangunan infrastruktur sumber daya air Kementerian PUPR akan selalu memperhatikan aspek interaksi masyarakat sekitar terhadap infrastruktur yg dibangun.
“Sebagai contoh pada Kolam Retensi Andir disamping berfungsi untuk pengendali banjir pada cathmentnya seluas 148 ha, juga direncanakan sebagai tempat rekreasi dan olahraga baru bagi warga Baleendah dan Dayeuhkolot maupun Kabupaten Bandung pada umumnya,” ujar Bastari.
Kolam Retensi Andir dilengkapi dengan jogging track keliling kolam sepanjang 1.25 km, amphitheater, area taman/spot foto dan parkir. Untuk penghijauan ditanam antara lain pohon tabebuya kuning 50 batang, sepatu dea bunga merah 8 batang, baobab 30 batang dan pule 8 batang serta tanaman rumput landep di sekeliling kolam.
Asep Sumarna selaku warga Kota Bandung merasakan manfaat kehadiran Kolam Retensi Andir.
“Dengan adanya kolam ini memberi manfaat bagi warga Andir sehingga terhindar dari banjir. Di samping itu, saya juga senang karena bisa olahraga di situ. Semoga kita bisa menjaga kebersihan lingkungan, punya rasa memiliki yang tinggi sehingga terhindar dari banjir,” ucapnya. [JP]