WahanaInfrastruktur.com | PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang merupakan subholding gas Pertamina memiliki tiga proyek strategis di mana diantaranya berpotensi menekan emisi karbon hingga 5 juta ton CO2 per tahun.
PGN berkomitmen melakukan penguatan pasokan gas dan perluasan infrastruktur gas bumi sebagai energi transisi yang berkelanjutan. PGN berencana mengakselerasi proses transisi fossil fuel ke energi bersih gas bumi, melalui tiga proyek unggulan.
Baca Juga:
Soal Rapat Direksi PGN Terkait Jual-Beli Gas Didalami KPK
Pertama, program regasifikasi pembangkit-pembangkit listrik yang ada di sebagian besar timur Indonesia. Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 2 Tahun 2022, regasifikasi pembangkit listrik akan dilakukan di 33 lokasi, total kapasitas pembangkit 1,198 megawatt (MW) dan penggunaan gas bumi 83,74 BBTUD.
"Melalui proyek regasifikasi yaitu mengkonversi penggunaan fuel dan batu bara menggunakan gas bumi pada penggunaan listrik maka PGN optimis mencapai zero net emission. Apabila regasifikasi ini bisa dilakukan secara penuh, akan menekan emisi 650.000 ton CO2 tiap tahunnya. Jika digabung dengan proyek Refinary dan Jargas, total pemanfaatan gasnya bisa menekan emisi sekitar 5 juta ton CO2 tiap tahunnya," jelas Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Azis, mengutip laman Pertamina, Sabtu (11/6/2022).
Kedua, selain ke pembangkit-pembangkit listrik milik PLN, konversi ke gas bumi masih dan akan terus berjalan melalui gasifikasi di refinery yang berada di RU II Dumai, RU III Plaju, RU VI Balongan, RU IV Cilacap, TPPI, GRR Tuban, dan RU V Balikpapan.
Baca Juga:
Pembayaran Tagihan Gas Bumi Jargas Kini Bisa Lewat Aplikasi MyPertamina
"Semoga kami bisa mewujudkan proyek-proyek tersebut yang memberikan multi benefit yaitu gas sebagai energi bersih bisa hadir menggantikan fossil fuel. Dengan total 560 BBTUD gasifikasi refinery dapat menekan emisi karbon sampai dengan 4,3 juta ton CO2 per tahun," ujar Faris.
Ketiga adalah pemanfaatan gas bumi di sektor rumah tangga. Hingga kini telah hadir 750 ribu sambungan jaringan gas rumah tangga yang tersebar di 17 provinsi dan 67 kota/kabupaten. PGN telah berhasil menghadirkan solusi energi yang berkelanjutan, bersih, dan mudah di akses 24 jam.
"Dengan target skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) 4 juta sambungan rumah tangga pada tahun 2024. Satu juta jaringan gas untuk sektor rumah tangga, dapat menekan emisi karbon hingga 60.000 CO2 tiap tahunnya. Program ini dapat membantu pemerintah menurunkan impor LPG dan menekan biaya subsidi energi," ujar Faris.
Faris menyatakan PGN optimis pemanfaatan gas bumi pasca pandemi Covid-19 di Indonesia akan meningkat. Gas bumi dinilainya merupakan energi fosil paling bersih dan sangat tepat untuk dimanfaatkan di proses transisi energi. [JP]